Semua mobil listrik itu memakai penyimpan catu daya berbasis lithium, mengingat material, teknologi, dan ketahanan komponen yang s atu ini sangat krusial bagi mobil listrik.
Purwarupa mobil listrik yang menjalani uji coba adalah mobil listrik sport Selo, buatan rumah modifikasi Kupu-Kupu Malam, Yogyakarta, dan dua purwarupa mobil listrik buatan Dasep Ahmadi asal Depok, berupa mobil perkotaan listrik, dan bus listrik.
Ketiga purwarupa mobil listrik, yang sebelumnya diuji di Bandung, Yogyakarta, dan Solo itu, dilepas dari depan Balai Kota Surabaya dan diuji coba kendara di jalanan sekitar komplek setempat.
Asisten Deputi IPTEK Kementerian Riset dan Teknologi, Pariatmono, mengatakan tingkat kesiapan teknologi mobil listrik yang dikembangkan sudah mencapai tingkat tujuh.
"Dari tingkat tujuh ke delapan, mobil listrik memerlukan uji coba di lingkungan sebenarnya," kata Pariatmono, ketika ikut menjajal bus buatan Ahmadi.
Sementara untuk mencapai level sembilan, atau tahapan terakhir sebelum diproduksi massal, , diperlukan regulasi pemerintah yang mengatur tentang insentif dan pajak
"Selain itu perlu juga ketersediaan modal untuk melakukan bisnis di bidang mobil listrik," kata Pariatmono.
Pemerintah mentargetkan pada 2017 Indonesia sudah bisa memproduksi dan menggunakan kendaraan massal berbasis listrik untuk angkutan dalam kota, dan kendaraan operasional instansi-instansi pemerintah sebagai awal.
Hal pendukung utama lain yang juga harus disiapkan adalah infrastruktur sumber catu daya, mirip dengan SPBU pada sumber energi berbasis BBM. Dengan kemudahan akses ke stasiun pengisian ulang baterai mobil listrik, akan memudahkan masyarakat memakai mobil-mobil listrik itu.
Purwarupa mobil listrik yang menjalani uji coba adalah mobil listrik sport Selo, buatan rumah modifikasi Kupu-Kupu Malam, Yogyakarta, dan dua purwarupa mobil listrik buatan Dasep Ahmadi asal Depok, berupa mobil perkotaan listrik, dan bus listrik.
Ketiga purwarupa mobil listrik, yang sebelumnya diuji di Bandung, Yogyakarta, dan Solo itu, dilepas dari depan Balai Kota Surabaya dan diuji coba kendara di jalanan sekitar komplek setempat.
Asisten Deputi IPTEK Kementerian Riset dan Teknologi, Pariatmono, mengatakan tingkat kesiapan teknologi mobil listrik yang dikembangkan sudah mencapai tingkat tujuh.
"Dari tingkat tujuh ke delapan, mobil listrik memerlukan uji coba di lingkungan sebenarnya," kata Pariatmono, ketika ikut menjajal bus buatan Ahmadi.
Sementara untuk mencapai level sembilan, atau tahapan terakhir sebelum diproduksi massal, , diperlukan regulasi pemerintah yang mengatur tentang insentif dan pajak
"Selain itu perlu juga ketersediaan modal untuk melakukan bisnis di bidang mobil listrik," kata Pariatmono.
Pemerintah mentargetkan pada 2017 Indonesia sudah bisa memproduksi dan menggunakan kendaraan massal berbasis listrik untuk angkutan dalam kota, dan kendaraan operasional instansi-instansi pemerintah sebagai awal.
Hal pendukung utama lain yang juga harus disiapkan adalah infrastruktur sumber catu daya, mirip dengan SPBU pada sumber energi berbasis BBM. Dengan kemudahan akses ke stasiun pengisian ulang baterai mobil listrik, akan memudahkan masyarakat memakai mobil-mobil listrik itu.
Pariatmono juga mengatakan jika teknologi mobil listrik yang berkembang saat ini digunakan untuk mobil pribadi, maka pengawasannya belum bisa dikendalikan.
"Pasar itu sangat jujur, jika produk yang ditawarkan itu baik pasti orang akan mau beli, " kata dia.
"Pasar itu sangat jujur, jika produk yang ditawarkan itu baik pasti orang akan mau beli, " kata dia.
Pewarta: :Aditya Wicaksono
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013