Pendapatan bersih hingga September 2013 mencapai Rp141,8 triliun, turun dibandingkan periode yang sama tahun 2012. Sedangkan laba bersih mencapai Rp13,5 triliun, juga turun 8 persen dari Rp14,7 triliun. Laba bersih per saham turun 8 persen menjadi Rp333 per saham.
"Meski volume penjualan dalam kondisi baik, pendapatan masih dipengaruhi oleh kompetisi pasar mobil, kenaikan biaya tenaga kerja, dan menurunnya harga komoditas," kata Chief of Corporate Communications PT Astra International Tbk Arief Istanto saat Workshop wartawan industri dan otomotif di Bandung, Jumat.
Pendapatan tersebut didapat dari anak perusahaan di beberapa bidang seperti otomotif, jasa keuangan, alat berat dan pertambangan, agribisnis dan infrastruktur dan logistik.
Untuk otomotif, laba bersih divisi ini turun 5 persen menjadi Rp6,9 triliun, terdiri dari Rp3,2 triliun berasal dari Perseroan dan anak perusahaan serta Rp3,7 triliun dari perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities.
"Sepanjang sembilan bulan pertama permintaan tetap tinggi, namun peningkatan persaingan akibat meningkatnyameningkatnya kapasitas produksi domestik serta tinggi biaya tenaga kerja," kata Arif.
Pada divisi keuangan mengalami kenaikan 17 persen menjadi Rp3,3 triliun. Divisi alat berat sendiri turun 23 persen menjadi Rp2,1 triliun.
Agribisnis yakni PT. Astra Agro Lestari Tbk (AAL) mengalami penurunan sebesar 45 persen menjadi Rp726 miliar. Sedangkan pada divisi infrastruktur dan logistik turun sebesar 28 persen menjadi Rp339 miliar.
Pewarta: Deny Yuliansari
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013