London (ANTARA News)  - Penjualan mobil listrik di Inggris melonjak 25 persen pada kuartal ke tiga tahun 2013 dan menurut data pemerintah setempat itu merupakan ke rekor tertinggi.

Sejak dimulai pada kuartal pertama di Januari 2011,  pendaftar mobil listrik yang mendapat subsidi pemerintah mencapat titik tertinggi, sebanyak 1.149 kendaraan.

Di sisi lain, Renault - Nissan, pendatang baru di pasar utama mobil listrik,  justru mengaku perusahaannya tak akan mencapai target penjualan mobil listrik.

Seperti dilansir dari Guardian (12/11), Carlos Ghosn, CEO Renault dan Nissan, mengatakan pihaknya tak akan bisa mencapai target penjualan 1,5 juta kendaraan listrik sampai akhir 2016.

Menurut Ghosn,  gebrakan mobil listrik bisa terjadi pada tahun 2020 atau 2021.

Nissan Leaf, mobil bertenaga listrik, adalah mobil pertama yang memenuhi persyaratan untuk mendapatkan subsidi di Inggris, tetapi pesaingnya segera tiba yaitu "Range Extender" Vauxhall Ampera, "Renault Zoe', dan pekan lalu BMW i3.

Selain itu versi listrik dari mobil terlaris di dunia, Ford Focus, sudah mulai dijual bulan September dan mobil listrik mewah dari perusahaan AS, Tesla, akan diluncurkan ke pembeli Inggris pada musim semi mendatang.

"Kami tidak akan mencapai target. Pada situasi sekarang, saya lebih melihat empat atau lima tahun mendatang. " kata Ghosn.

Nissan Leaf , yang dibuat di pabrik Nissan di Sunderland, Inggris,  populer di negara lain dan menadi mobil terlaris di Norwegia selama empat bulan di tahun ini karena  didorong oleh keringanan pajak negara untuk mobil listrik.

Elon Musk, CEO Tesla, baru-baru ini mengatakan bahwa mobil listrik terhambat oleh lobi dari industri minyak yang mirip dengan kampanye promosi perusahaan rokok, ia mengatakan bahwa pemerintah tidak menawarkan subsidi yang cukup besar untuk mengembangkan mobil ini.

Penerjemah:
Copyright © ANTARA 2013