Laman Car And Driver dan Bloomberg, Selasa (19/3) waktu setempat, melaporkan strategi tersebut digunakan Ford untuk menyikapi keberadaan mobil listrik keluaran China yang memiliki harga lebih murah dibandingkan merek tersebut.
Baca juga: RMA Indonesia segera bawa Ford Territory ke pasar Indonesia
EV yang berukuran lebih kecil dari Ford Explorer itu dikabarkan akan berupa SUV kompak, yang akan meluncur pada akhir 2026. Mobil tersebut akan dipasarkan mulai 25.000 dolar Amerika Serikat, sekitar Rp393 juta.
EV crossover itu dikembangkan berdasarkan platform elektrik baru Ford, perusahaan itu mempekerjakan kurang dari 100 orang di Irvine, California, AS, untuk mengerjakannya. Mobil yang belum diketahui namanya tersebut akan menggunakan baterai lithium besi fosfat, yang berharga lebih murah dibandingkan baterai lithium ion.
Baca juga: Ford diwartakan hentikan pengiriman F-150 Lightning 2024
Seorang narasumber yang dirahasiakan identitasnya mengatakan baterai tersebut dipilih untuk mengurangi ongkos produksi sebanyak mungkin. Kabar yang beredar juga menyebutkan mobil terjangkau Ford dikembangkan oleh Alan Clarke, yang sebelumnya bekerja di Tesla dan menangani mesin mobil Model Y.
Sementara mobil tiga baris Explorer ditunda, Ford berencana meluncurkan crossover elektrik kecil Explorer di Eropa tahun ini, yang menggunakan platform Volkswagen MEB yang antara lain ada pada Volkswagen ID.4 dan Audi Q4 e-tron.
Baca juga: RMA Indonesia bangun 40 diler yang tersebar di seluruh Indonesia
Baca juga: Ford EV kini dapat gunakan Supercharger Tesla melalui adaptor gratis
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024