Jakarta (ANTARA News) - Program mobil murah ramah lingkungan alias low cost green car (LCGC) tampaknya akan jalan terus meski beberapa kepala daerah dan LSM mengkritik rencana tersebut.

Di antara pengkritik LCGC adalah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang menuding keberadaan mobil murah tersebut akan menyebabkan kemacetan di ibu kota semakin parah. 

"Saya bilang mobil murah itu tidak benar. Kalau saya menolak itu karena Jakarta sudah macet. Jadi kita ini butuh transportasi publik yang murah, aman, dan nyaman," kata Jokowi.

Sikap Jokowi tersebut diikuti beberapa kepala daerah, terutama yang berasal dari PDI Perjuangan.

Namun, program LCGC akan jalan terus karena Kementerian Perindustrian sudah mengeluarkan izin produksi mobil tersebut.

Kementerian Perindustrian  mengatakan syarat LCGC  antara lain  menggunakan mayoritas komponen lokal sehingga menyerap ribuan tenaga kerja.

"Di sektor manufaktur sudah ada sekitar 30.000 pekerja. Di bagian distribusi mobil dan komponen, dealer dan pemasaran, bengkel serta layanan purna jual diperkirakan 40.000 orang. Jadi, seluruhnya ada 70.000 orang," kata
Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Budi Darmadi.

Budi mengatakan program LCGC juga harus jalan untuk menghadapi pasar bebas di kawasan Asia. Pasalnya, beberapa negara seperti Thailand, Malaysia, China, Jepang dan Korea sudah memiliki mobil berkonsep LCGC.

"Bila kita tidak bisa memenuhi permintaan masyarakat dengan produk sejenis dari dalam negeri, maka akan terjadi banjir impor," tuturnya.

Hindari diskriminasi
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan sebaiknya jangan mendiskriminasi seseorang untuk membeli mobil.

"Jangan mendiskriminasi orang yang baru bisa membeli mobil murah sehingga seolah-olah Jakarta itu hanya untuk orang kaya," kata Jusuf Kalla di saat mengunjungi arena Indonesia International Motor Show (IIMS) 2013

Terkait penolakan beberapa pihak yang menuding mobil LCGC akan menyebabkan kemacetan di kota besar semakin parah, JK mengatakan mobil itu justru akan mengurangi kemacetan.

"Saat ini saja kan sudah macet. Dengan adanya mobil murah yang ukurannya lebih kecil ini maka kemacetan akan berkurang karena tidak menghabiskan ruang jalan. Kalo mobil biasa memakan jalan 10 meter persegi, mobil ini kan cuma lima meter persegi," tuturnya.

Program bagus
Sementara itu, Presiden Direktur Tata Motors Indonesia Biswadev Sengupta, mengatakan mobil murah ramah lingkungan yang dicanangkan pemerintah Indonesia merupakan program yang bagus.

"LCGC itu program yang bagus untuk orang yang memiliki mobil. Harus diingat, memiliki mobil dan mengendarai mobil pribadi itu sesuatu yang berbeda. Meski memiliki mobil, seharusnya untuk sehari-hari yang dipakai adalah transportasi umum, mobil dipakai untuk keperluan pribadi yang penting seperti di akhir pekan," katanya.

Namun, Biswadev mengatakan perusahaan otomotif asal India itu belum berminat membuat mobil LCGC karena prioritas mereka saat ini adalah membangun brand di Indonesia agar lebih dikenal luas. 

Apalagi sepak terjang mereka di Indonesia masih belum seberapa dibandingkan produsen mobil lainnya yang sudah berpuluh tahun hadir di Indonesia. 

"Prioritas kami adalah membangun brand dan komitmen yang bagus dalam melayani pengendara Tata. LCGC masih terlalu cepat bagi kami, kita lihat saja dulu," tukasnya.

Pilihan mobil LCGC
Pada IIMS 2013 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta merek-merek yang bersiap dengan produk LCGC memamerkan kendaraan buatan mereka.

Astra Toyota Agya dan Astra Daihatsu Ayla merupakan produk pengembangan bersama PT Toyota Astra Motor (TAM) dan PT Astra Daihatsu Motor (ADM).

Agya dan Ayla menggunakan mesin 1KR-DE, tiga silinder segaris 12 katup, DOHC dengan kapasitas mesin 998 cc.

Selain persamaan dalam hal mesin, Agya dan Ayla juga memiliki kesamaan dalam rangkanya. Kedua mobil itu menggunakan ranga "High Tensile Strength Steel" yang diklaim sebagai baja ringan yang memiliki kekuatan yang sangat kuat, tetapi 40 persen lebih ringan.

Rangka baja itu juga diklaim mampu menyalurkan benturan melampaui kabin sehingga  ketika terjadi tabrakan dari depan, rangkanya akan menyalurkan energi benturan dari depan ke belakang, melampaui kabin penumpang.

PT Honda Prospect Motor (HPM), ATPM mobil-mobil Honda di Indonesia pun tak mau kalah berpartisipasi dalam mobil murah ramah lingkungan. Mereka pun meluncurkan Honda Brio Satya, salah satu varian New Honda Brio, yang berkonsep LCGC.

Honda menunggu izin dari Kementerian Perindustrian untuk memasarkan Brio Satya yang diklaim 85 persen komponennya merupakan produk lokal.

Brio Satya menggunakan mesin yang sama dengan New Brio yaitu 1.2 L SOHC empat silinder segaris, 16 katup i-Vtec + DBW. Keduanya juga memiliki sistem pasokan bahan bakar PGM-FI dan isi silinder 1.198 cc (dibulatkan menjadi 1.200 cc).

Segmen mobil tersebut juga diramaikan oleh PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) dengan Suzuki Karimun Wagon R dan PT Nissan Motor Indonesia (NMI) dengan Datsun GO dan Datsun GO+

Pada  IIMS 2013 kedua  merek  itu masih dalam tahap pengenalan produk LCGC mereka  kepada masyarakat. Suzuki Karimun Wagon R sudah bisa dipesan sementara di gerai Nissan para peminat hanya akan dicatat datanya untuk kemudian dihubungi lebih lanjut tentang Datsun GO.

Nissan belum merinci spesifikasi dan harga Datsun GO maupun Datsun GO+.  Bagian penjualan NMI hanya mengatakan mobil tersebut akan menggunakan mesin dengan kapasitas mesin 1.200 cc.

Sementara itu, Suzuki Karimun Wagon R menggunakan mesin K10B generasi terbaru, tiga silinder, 12 katup DOHC dan kapasitas silinder 1.000 cc.

Mobil tersebut juga dilengkapi dengan "Intake Manifold" berbahan plastik yang diklaim membuat bobot mesin lebih ringan dan menghasilkan bahan bakar yang lebih efisien serta mesin yang lebih responsif.

Oleh
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013