"Kami terbuka dan siap kalau kebijakan ini akan diterapkan pemerintah," kata Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Rachmat Samulo, di Jakarta, Rabu malam. Apalagi pemerintah, berencana membahas rencana kebijakan tersebut dengan ATPM dan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).
Untuk melaksanakan kebijakan penggunaan biodiesel sampai 10 persen, kata dia, butuh waktu bagi ATPM melakukan penyesuaian, karena selama ini produk mobil Toyota yang menggunakan mesin diesel antara lain truk Dyna, mobil kabin ganda Hilux, Hi-Ace, Kijang Innova dan Fortuner belum mengacu pada penggunaan B-10. "Kalau (mobil) dengan mesin bensin, malah Toyota siap untuk E-10 (etanol 10 persen). Selain itu sebagian besar mobil Toyota menggunakan bensin," kata Samulo.
Hal senada dikemukan CEO PT Astra Internasional Tbk-Isuzu, Supranoto. Isuzu yang dikenal dengan mobil diesel seperti Panther, diakuinya, mesti mempersiapkan diri menghadapi kebijakan penggunaan biodiesel 10 persen tersebut.
"Kalau yang selama ini masih (cocok) menggunakan biodiesel lima persen. Kalau (biodiesel) ditingkatkan sampai 10 persen khawatir. Saat masuk injektor ada masalah," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya masih mendiskusikan ketentuan baru itu dengan para insinyur mesin. "Para engineer kami sedang mempelajari ketentuan itu," katanya.
Sementara itu, produsen otomotif seperti PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) melalui Direkturnya I Made Dana Tangkas, berharap sebelum menerapkan kebijakan penerapan biodiesel 10 persen, pemerintah memastikan pasokan biodieselnya terjamin ada sesuai kebutuhan "Kepastian pasokan itu penting, agar kebijakan ini tidak mubazir ketika diterapkan," ujarnya. (*)
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013