Beijing (ANTARA) - Para produsen mobil listrik alias kendaraan energi baru (new energy vehicle/NEV) China menutup tahun 2023 dengan kinerja yang lebih baik dari perkiraan dan optimisme untuk tahun depan, kata pihak-pihak yang berkecimpung dalam industri tersebut.

Sebuah laporan dari Asosiasi Mobil Penumpang China (China Passenger Car Association/CPCA) yang dipublikasikan pada Rabu (3/1) memperkirakan bahwa penjualan grosir NEV negara itu mencapai 8,88 juta unit pada 2023, yang akan menandai ekspansi luar biasa sebesar 38 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Para produsen NEV terkemuka China yang telah merilis angka pengiriman dan produksi untuk tahun 2023 melaporkan peningkatan yang signifikan.

Memulai tahun baru, sejumlah pihak yang berkecimpung dalam industri memprediksi pertumbuhan yang lebih kuat di pasar NEV pada 2024. Zhang Yongwei, wakil presiden di wadah pemikir industri kendaraan listrik China EV100, memperkirakan volume produksi dan penjualan NEV China akan terus meningkat.

Lampaui ekspektasi 2023

Meskipun 2023 dimulai dengan awal yang lemah dengan pencabutan subsidi NEV yang telah diterapkan selama 13 tahun, pasar NEV menunjukkan ketahanan dan menjadi kuat pada akhir Desember.

Raksasa NEV China, BYD, menutup tahun 2023 dengan volume penjualan yang memecahkan rekor, menurut sebuah laporan kinerja baru-baru ini.

Perusahaan tersebut menjual lebih dari 3,02 juta unit kendaraan sepanjang tahun lalu, sebuah lonjakan substansial sebesar 61,9 persen dari tahun sebelumnya yang membuat BYD melampaui target penjualan tahunan mereka sebanyak 3 juta unit.

GAC Aion, anak perusahaan NEV dari GAC Group, membukukan pertumbuhan penjualan setahun penuh sebesar 77 persen selama 2023 menjadi lebih dari 480.000 unit, dan produsen mobil rintisan NIO mencatat pengiriman mobil barunya meningkat 30,7 persen menjadi lebih dari 160.000 unit pada 2023.

Perlu dicatat bahwa pasar luar negeri untuk merek-merek NEV China menunjukkan tren peningkatan yang selaras dengan pasar domestik, menurut laporan CPCA pada Desember tahun lalu.

Data BYD menunjukkan bahwa perusahaan mencatatkan pertumbuhan ekspor sekitar 334 persen menjadi lebih dari 240.000 unit pada 2023, dengan jangkauannya yang mencakup lebih dari 70 negara dan kawasan di enam benua.

Pijakan kuat untuk 2024

Berdasarkan faktor-faktor fundamental yang kuat pada 2023 serta berbagai kebijakan pemerintah yang memacu konsumsi kendaraan, sektor NEV sangat optimistis mengenai pertumbuhan pada tahun ini.

Sekretaris Jenderal CPCA Cui Dongshu memperkirakan bahwa penjualan grosir NEV penumpang China akan melonjak 22 persen menjadi lebih dari 11 juta unit pada 2024, dan tingkat penetrasi NEV akan mencapai 40 persen.

Didorong oleh sentimen optimis, para pemimpin merek NEV China pun menetapkan target yang lebih tinggi.

Li Xiang, CEO Li Auto, produsen mobil China yang sedang naik daun, mengatakan bahwa perusahaan tersebut akan menantang diri untuk memenuhi target pengiriman dalam satu bulan sebanyak 100.000 unit dan target pengiriman tahunan sebanyak 800.000 unit pada tahun ini, dibandingkan dengan target 50.000 unit dan 376.000 unit yang telah dicapai pada 2023.

Selain itu, Chery, produsen mobil yang sedang naik daun lainnya di China, berencana meluncurkan 24 model hybrid dan 15 model listrik murni dalam dua tahun ke depan.

China terus berupaya mengoptimalkan potensi konsumsi NEV domestiknya di setiap level selama setahun terakhir. Dalam sebuah langkah besar, negara itu memperpanjang kebijakan pajak pembelian preferensialnya untuk NEV hingga akhir 2027 pada Juni 2023.

Masing-masing daerah juga menyempurnakan kebijakan-kebijakan insentif khusus pada akhir tahun lalu. Suzhou di Provinsi Jiangsu memperkenalkan kebijakan subsidi yuan digital untuk pembeli mobil, memberikan subsidi sebesar 4.000 yuan (1 yuan = Rp2.170) atau sekitar 563,40 dolar AS (1 dolar AS = Rp15.525) untuk pembeli yang membeli kendaraan dengan harga di kisaran 200.000 yuan hingga 300.000 yuan, dan subsidi 6.000 yuan untuk pembeli yang membeli kendaraan dengan harga di atas 300.000 yuan.

Para pengamat industri ini memperkirakan para produsen NEV China akan menghadapi lebih banyak persaingan pada 2024 dan 2025, mengingat jadwal peluncuran model kendaraan yang intensif dan laju iterasi produk yang semakin cepat di industri ini.

"Tahun 2024 bisa menjadi tahun yang krusial bagi industri NEV China untuk terus memperbesar kehadirannya di kancah global dan menjadi kekuatan pendorong pembangunan ekonomi dan sosial," ujar Zhang Yongwei.
 
Pewarta:
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024