Reuters pada Jumat (6/10) mewartakan, sekira 60 persen atau 6.000 unit mobil VinFast dikirim menggunakan perusahaan afiliasi dan operator yang berbasis di Vietnam. Sebesar 95 persen saham perusahaan afiliasi dan operator itu ternyata dimiliki oleh Pham Nhat Vuong selaku pendiri VinFast.
Untuk pendapatan, VinFast mencatat 343 juta dolar AS pada kuartal ketiga 2023 atau naik 159 persen pada periode tersebut, kendati mereka juga mengalami kenaikan kerugian bersih sebesar 33,7 persen.
Baca juga: Tiga pimpinan penjualan VinFast tinggalkan perusahaan
Saat ini VinFast diproduksi di pabrik Haiphong dengan kapasitas perakitan mencapai 250.000 unit kendaraan listrik (EV) per tahun. Pabrik itu tidak hanya memproduksi mobil, melainkan skuter listrik VinFast.
Salah satu perusahaan afiliasi, Green SM (GSM) membeli 13.000 unit VinFast dalam dua kuartal terakhir. Perusahaan itu kemudian menggunakan mobil tersebut untuk disewakan ke berbagai operator taksi dan penyewaan umum.
Chief Executive VinFast Le Thi Thu Thuy mengatakan VinFast berencana memperluas kemitraannya dengan GSM, mencakup Indonesia dan India, di mana mereka akan mendirikan pabrik berskala kecil untuk merakit kendaraan yang dikirim secara CKD (completely knocked down) dari Vietnam.
“Bagi VinFast, GSM adalah mitra yang sangat baik,” katanya kepada para analis. "Ada banyak sekali pertanyaan mengenai GSM."
Eksekutif VinFast juga menyatakan bahwa diler-diler berkonsep waralaba akan dibuka di AS pada akhir tahun ini, sebelum peluncuran mobil kedua mereka yakni VinFast VF 9.
Baca juga: Vinfast akan ke Indonesia dengan modal Rp3 triliun
Baca juga: VinFast tarik kendaraan listrik VF8 City Edition karena layar mati
Baca juga: VinFast ekspor SUV listrik VF9 ke AS bulan depan
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023