Kuala Lumpur (ANTARA) - Perdana Menteri Malaysia menyebut Indonesia tetangga penting bagi Malaysia sehingga alih-alih bersaing, kedua negara seharusnya saling melengkapi dalam mengembangkan kendaraan listrik (EV).

Pernyataan itu dia sampaikan menjawab pertanyaan pembawa berita Martin Song dalam wawancara eksklusif The CNBC Conversation yang disiarkan Senin, apakah Malaysia merencanakan pengembangan rantai pasok EV dari hulu hingga hilir agar bisa bersaing dengan Indonesia dalam menarik investasi Tesla.

“Indonesia tetangga penting bagi kami dan punya banyak kesamaan, kami bekerja sangat baik bersama, baik pemerintahan maupun sektor swasta. Dan saya rasa, alih-alih berada dalam persaingan sengit, kita harus bisa saling melengkapi,” kata Anwar.

Dan itu, menurut dia, menjadi semangat dalam perbincangannya dengan Presiden Joko Widodo dan ditindaklanjuti oleh industri.

Baca juga: PM Malaysia sebut ASEAN bukan sekedar pion di geopolitik AS-China

Anwar mengatakan Malaysia memproduksi baterai EV bukan sebagai syarat agar investor masuk negara tersebut, tetapi sebagai komplemen.

"Sama halnya, misalnya Tesla masuk dan dapat memberi manfaat pada dua atau tiga industri lokal, maka bagi dia sama baiknya dengan menaruh 30 persen ekuitas, justru bila bisa menguntungkan perekonomian itu lebih baik," kata Anwar kepada CNBC.

Terlalu prematur baginya untuk berkomitmen membangun perakitan guna melengkapi rantai pasok perusahaan kendaraan listrik milik Elon Musk tersebut. Namun yang terpenting, Malaysia memiliki kapasitas memproduksi bagian baterai EV yang dibutuhkan dalam mobil tersebut, kata Anwar.

Berdasarkan perhitungan komprehensif Kementerian Investasi, Perdagangan dan Industri (MITI) terhadap keseluruhan proposal, hal itu lebih bermanfaat ketimbang menempatkan 20-30 persen ekuitas, pungkas Anwar.

Baca juga: PM Malaysia bertemu Musk pekan depan tawarkan lebih banyak investasi

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023