"Total investasi yang digelontorkan untuk membangun pabrik HMMI sampai akhir Januari 2013 sebanyak 112,5 juta dolar AS atau sekitar Rp1,09 triliun di areal lahan seluas 25,5 hektar," ujar Asisten Manager Product Certificate & License Corporate Affair Division Hadi Setiawan dalam media gathering di Purwakarta, Jumat.
Menurut dia, nilai investasi itu adalah untuk pengembangan pabrik di Indonesia, yakni peningkatan kapasitas produksi.
"Kita bermain di kapasitas 75 ribu unit per tahun. Pada tahun sebelumnya hanya 35 ribu unit per tahun," kata dia.
Selain itu ia juga mengaku dana tersebut digunakan untuk melokalkan pembuatan mesin di Indonesia.
"Komponen lokal untuk medium sebesar 30 sampai dengan 40 persen, sedangkan untuk yang small/light sebanyak 50 hingga 60 persen," ujarnya.
Menurut dia, total hasil produksi kendaraan Hino di Indonesia baik itu small dan medium pada 2012 sebanyak 59.713 unit, sedangkan pada 2011 sekitar 42.294 unit.
"Sementara total produksi small dan medium sampai dengan akhir maret 2013 sebanyak 15.484 unit," ujarnya.
Ia mengatakan karyawan HMMI hingga saat ini berjumlah sekitar 2.463 orang. Status karyawan di HMMI ada yang bekerja sebagai pekerja kontrak dan tetap.
"Pada awal berdiri, pabrik kendaraan Hino baru mempekerjakan 300 karyawan saja, dan saat ini berkembang menjadi dua ribuan," kata dia.
Pabrik tersebut, lanjutnya, akan memproduksi permesinan yang sebelumnya diimpor dari Jepang. HMMI mengerjakan lima macam produk permesinan seperti cilinder head, crank shaft, conecting rod, cylinder block dan cam shaft.
Saat ini, Hino Indonesia menguasai pasar kendaraan niaga Kategori 3 dengan varian Ranger sebesar 60 persen dan Kategori 2 sebesar 11 persen. Kategori 2 adalah kendaraan dengan berat 8 ton dan Kategori 3 dengan berat 26 ton.
Untuk mendukung pasar tersebut, Hino telah memiliki 117 dealer dan sub dealer, 1.603 part shop dan 148 jaringan service yang tersebar di Indonesia.
Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013