CEO Stephane Deblaise mengatakan, tahun 2026 merupakan waktu yang tepat bagi perusahaan untuk merilis kendaraan listrik setelah melihat faktor-faktor seperti potensi penurunan harga baterai dan pasar mobil ramah lingkungan di negara tersebut.
Pada tahun 2026, mobil listrik diperkirakan akan menguasai sekitar 20 persen dari total pasar mobil di Korea Selatan dan akan tumbuh menjadi 30 hingga 40 persen pada tahun 2030. Sementara itu, biaya sel baterai telah turun menjadi 130 dolar AS (sekitar Rp1,9 juta) per kWh, dari sebelumnya 200 dolar AS (sekitar Rp2,9 juta).
Baca juga: Renault kenalkan versi terbaru All-New Kangoo EV & New Master E-TECH
"Kami akan meluncurkan proyek untuk mengembangkan kendaraan listrik jika perusahaan induk telah menyetujui proposal pengembangan EV yang akan datang," ujar Deblaise dikutip dari Yonhap pada Senin.
Mengenai rencana investasi dalam negeri, Deblaise mengatakan pihaknya tidak mempertimbangkan perluasan fasilitas produksi di Korea Selatan. Menurut dia, perusahaan berusaha untuk mengambil sekitar 10 persen dari pasar domestik dengan memproduksi sekitar 150 ribu kendaraan per tahun.
Sebagai informasi, pabrik Renault di Busan memiliki kapasitas produksi tahun 250 ribu hingga 300 ribu unit. Data industri menunjukkan bahwa Renault Korea telah menyumbang sekitar 4 persen dari pasar mobil Korea Selatan tahun lalu.
Baca juga: Hyundai Mobis akan adakan pameran teknologi di Prancis
Baca juga: BlackBerry kembangkan kokpit cerdas untuk kendaraan listrik Renault
Baca juga: Amankan pasokan baterai, Renault gandeng Monagem
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022