Seorang juru bicara Toyota mengatakan kepada AFP, perusahaan telah mencatat 79 keluhan di seluruh dunia tentang kerusakan, tetapi perusahaan mengatakan tidak menerima laporan kecelakaan atau cedera yang berhubungan dengan kerusakan tersebut.
Penarikan mencakup sekitar 447.000 unit di Amerika Utara dan 38.000 unit di Jepang, kata juru bicara.
Toyota mengatakan penarikan itu karena kemungkinan bahwa ring (cincin) luar katrol poros engkol (cam shaft) dapat menjadi sejajar dengan peredam, menimbulkan kebisingan atau cahaya dari sistem listrik lampu peringatan.
Jika kondisi ini tidak diperbaiki, sabuk untuk pompa power steering kemungkinan menjadi terpisah dari katrol dan indikator menyatakan ada kelainan moda pengendaraan kepada pengendara mobil.
Model yang terpengaruh termasuk Alphard, Avalon, Camry, Highlander dan Sienna termasuk Lexus, model ES300, ES330, RX300, RX330 dan RX400h, kata juru bicara.
Sebelumnya dipuji untuk standar keamanannya, Toyota menjadi terperosok dalam krisis ketika menarik hampir sembilan juta kendaraan antara akhir 2009 dan Februari 2010 karena cacat rem dan akselerator, mendorong pihaknya untuk memperluas kebijakan penarikan global.
Pada 2008, Toyota mengakhiri 77 tahun kekuasaan General Motors sebagai produsen mobil terbesar di dunia, tetapi sejak itu kemudian raksasa Jepang menghadapi dampak krisis ekonomi, penarikan, yen yang kuat dan dampak pada produksi dari bencana alam di Jepang dan Thailand.
Analis memperkirakan produsen mobil itu kehilangan mahkota tahun ini di tengah persaingan kuat dari General Motors Amerika Serikat dan Volkswagen Jerman. (*)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011
Copyright © ANTARA 2011