Jakarta (ANTARA News) - Toyota  khawatir banjir yang melanda Thailand akan mengganggu produksi dan pemasaran di Indonesia. Hal itu mengingat ada sejumlah komponen yang masih diimpor dari negeri yang dijuluki "Gajah Putih" itu.

"Kami masih memantau apakah pemasok suku cadang Toyota terkena dampak banjir yang parah di Thailand atau tidak," ujar Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Joko Trisanyoto kepada ANTARA, di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan ada sejumlah suku cadang mobil Toyota yang diproduksi di Indonesia, masih diimpor dari Thailand, seperti bagian dari kaca spion dan seat belt.

Persoalannya, kata Joko, pasokan satu suku cadang terhambat, maka seluruh produksi mobil terganggu.

Selain itu, diakuinya, ada sejumlah mobil yang dipasarkan TAM di Indonesia, masih diimpor secara utuh (CBU) dari Thailand, seperti sedan Toyota Camry, Toyota Corolla Altis, Toyota Vios, dan sedan buntung (hatchback) Toyota Yaris, di samping pick-up Hilux.

"Jumlah mobil yang diimpor secara CBU, yang dipasarkan di Indonesia memang tidak besar, hanya sekitar 10-15 persen," kata Joko.

Namun, bila pasokan dari Thailand terganggu, lanjut dia, maka TAM akan kehilangan potensi penjualan sekitar 3.000 sampai 4.500 unit per bulan.

Pada September, penjualan TAM mencapai 30.041 unit atau naik 60,1 persen dibanding bulan yang sama tahun lalu.

Berdasarkan data TAM, pada September, penjualan sedan dan pick-up Toyota yang diimpor dari Thailand mencapai 3.678, yang terdiri dari Crown, Camry, Altis, Vios, Yaris, dan Hilux.

TAM merupakan pemimpin penjualan mobil di Indonesia dengan penguasaan pasar sebesar 36,5 persen dari total penjualan mobil secara nasional yang mencapai 77.864 unit pada September.

Selama Januari-September, penjualan TAM telah mencapai 239.761 unit atau menguasai 38,4 persen dari penjualan mobil secara nasional yang sekitar 658 ribu unit.
(R016)
Pewarta: Aditia Maruli Radja
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011