Direktur PT Mega Elig Indonesia, Tri Satria Budi mengatakan bahwa penggunaan komponen racing pada kendaraan yang digunakan harian itu sangat tidak dianjurkan.
"Misal pada komponen kampas rem racing, itu sangat tidak dianjurkan untuk penggunaan harian. Karena memang komponen itu dikhususkan untuk penggunaan balap dengan suhu yang tertentu," jelas Tri Satria Budi dikutip Rabu.
Dia melanjutkan bahwa penggunaan komponen kampas rem racing itu harus dengan suhu-suhu tertentu, untuk bisa bekerja dengan maksimal kegunaannya.
"Makanya, saat balapan ada warming up (pemanasan) dulu untuk mendapatkan titik kinerjanya. Jika, pengguna harian memaksakan tanpa harus melakukan hal yang dilakukan pada ajang balap bisa-bisa kinerja dari kampas rem itu tidak bekerja dengan baik dan akan bisa mencelakakan pengguna," kata dia.
Dalam hal ini, kampas rem menjadi komponen yang rusak jika para pengendara mengabaikannya dan menggunakannya dengan cara yang asal-asalan tanpa harus memperhatikan kegunaannya.
Dengan alasan tersebut, VTC yang merupakan brand kampas rem asal Vietnam masih enggan untuk bermain di kelas racing dan masih menyasar pengguna motor-motor harian di Indonesia.
Sebagai informasi tambahan, VTC hadir dengan teknologi yang sudah ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan asbestos dalam pembuatannya yang membuat kampas rem ini menjadi ramah lingkungan.
"VTC menggunakan bahan keramik organik yang ramah lingkungan, mudah dipasang (plug and play). Material yang digunakan untuk produksi disc pad dan brake shoe semua menggunakan bahan standar OEM," kat dia.
Kampas rem VTC ini dibanderol dengan harga mulai dari Rp50 ribu hingga Rp 80 ribuan yang sudah banyak tersedia di berbagai toko spare parts otomotif atau melalui platform e-Commerce yang ada di Indonesia.
Baca juga: Oli dan kanvas rem paling laku jelang mudik
Baca juga: Pebisnis online aksesori motor juga terdampak pandemik corona
Baca juga: Supaya tak pengap saat pakai helm, coba aksesori
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022