Dengan adanya masalah seperti ini, Toyota dipastikan tidak bisa beroperasi secara normal kembali pada Desember ini seperti yang direncanakan semula oleh perusahaan.
Produsen mobil itu sebelumnya mengatakan, mereka berharap untuk bisa kembali ke produksi normal untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan pada Desember ini, setelah kekurangan pasokan mengganggu produksi.
Produksi di pabrik dihentikan pada Rabu (8/12) waktu setempat, dan penangguhan diperkirakan akan berlanjut selama sekitar tiga hari. Hal itu terjadi karena adanya gangguan rantai pasok di Jepang dan juga kurangnya SDM di Vietnam karena COVID-19.
"Perusahaan mengharapkan penurunan produksi 3.500 kendaraan dari penghentian, tetapi akan mempertahankan targetnya untuk memproduksi 9 juta kendaraan di seluruh dunia selama tahun keuangan yang berakhir pada 31 Maret," tutup juru bicara itu.
Baca juga: Toyota luncurkan "teaser" Noah dan Voxy
Baca juga: Toyota, Honda digugat atas pelanggaran paten oleh perusahaan AS
Baca juga: Peminat Toyota All New Veloz lebih banyak dibandingkan Avanza
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021