Seperti dilaporkan AFP, para analis mengingatkan bahwa setelah selama setahun Toyota melakukan penarikan jutaan mobil, dengan gelombang gugatan hukum dan rekor denda, perusahaan itu masih harus berjuang untuk meraih kembali keyakinan konsumen di luar negeri.
Pada tahun 2008 Toyota mengakhiri kepemimpinan General Motors selama 77 tahun sebagai produsen mobil terbesar di dunia.
Tetapi, untuk mempertahankannya, Toyota melalui jalan penuh gelombang karena masalah dampak krisis ekonomi, penarikan mobil akhir-akhir ini serta penguatan mata uang Jepang yen.
Walaupun menghadapi berbagai tantangan tersebut, penjualan global Toyota naik delapan persen tahun-ke-tahun menjadi sebesar 8.418.000 kendaraan, unggul tipis dari General Motors dengan peningkatan penjualan menjadi 8.390.000 kendaraan selama tahun 2010.
"Menjadi nomor satu dalam hal penjualan tidak penting bagi kami," kata juru bicara Toyota Paul Nolasco. "Tujuan kami adalah menjadi nomor satu di mata pelanggan, dalam hal pelayanan dan kepuasan."
Grup Toyota, termasuk produsen mobil kecil Daihatsu Motor dan produsen truk Hino Motors, menunjukkan penjualan di Jepang melonjak 10 persen sedangkan penjualan di luar negeri naik tujuh persen.
Penjualan Toyota Motor sendiri sebesar 7,528 juta kendaraan, naik delapan persen dari tahun sebelumnya.
Mobil hybrid Toyota, Prius, memecahkan rekor penjualan di Jepang untuk jenis mobil penumpang selama 2010, terdongkrak oleh subsidi pemerintah Jepang untuk jenis mobil yang ramah lingkungan, demikian menurut asosiasi industri mobil Jepang.
Tetapi tahun lalu pangsa pasar Toyota kalah terhadap saingannya General Motors di pasar Amerika Serikat, pasar terbesar kedua menurut volume.
General Motors, yang melakukan restrukturisasi besar-besaran pada tahun 2010, Senin mengatakan bahwa penjualan global meningkat 12,2 persen pada 2010, didorong oleh rekor penjualan di China.
Para pengamat mengatakan perusahaan ikon Jepang itu kemungkinan akan segera menyerahkan kembali mahkota kepemimpinan kepada GM, menyusul berbagai upaya perbaikan bisnis yang dilakukan raksasa AS itu sementara Toyota sedang berkutat dengan masalah penurunan permintaan domestik.
"Toyota masih berjuang untuk meningkatkan penjualan dalam negeri, sementara pangsa pasarnya di Amerika Utara terus menyusut," kata Mamoru Kato, analis senior di Tokai Tokyo Research Center.
"Hal ini menunjukkan kegagalan untuk melakukan pemulihan pasar. Toyota juga gagal untuk mengambil langkah-langkah yang tepat di pasar negara berkembang," katanya.
Analis memperingatkan dampak besar dari penarikan hampir sembilan juta kendaraan di seluruh dunia karena masalah keamanan yang berkaitan dengan rem dan pedal gas yang kemungkinan belum sepenuhnya bisa diselesaikan.
Ketika kritik memuncak soal kelambatan melakukan respon dan birokrasi yang kaku, Toyota memperketat kebijakan penarikan dan pada bulan November telah menarik hampir 13 juta kendaraan karena berbagai masalah.
Krisis itu mendorong Kongres AS melakukan investigasi karena perusahaan Jepang itu harus membayar denda mencapai 48,8 juta dolar AS, termasuk senilai 16,4 juta dolar AS untuk penyelesaian klaim atas cacat pedal gas bisa menimbulkan kecelakaan fatal.
Sebagai tanggapan, produsen mobil Jepang itu harus melakukan penambahan waktu selama empat minggu untuk pengujian kendaraan baru, juga mempercepat proses pengambilan keputusan serta menempatkan pejabat untuk pengawasan kualitas regional.
Akio Toyoda, cucu pendiri perusahaan, menjadi sorotan di tengah-tengah kritik soal penarikan kendaraan tersebut karena dinilai kurang pro-aktif, akhirnya muncul di hadapan parlemen AS di Washington.
Produsen mobil Jepang itu sebelumnya mengatakan, penjualan global selama tahu 2011 diperkirakan mencapai 8,61 juta kendaraan.Harga saham Toyota ditutup naik 1,33 persen di bursa Tokyo Senin.
(B012/S025/A038)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011
Copyright © ANTARA 2011