"Pada 2014-2015, kami menargetkan setidaknya jumlah gerai penjualan mencapai dua kali lipat dari sekarang, untuk mengantisipasi pasar mobil yang diperkirakan mencapai satu juta unit pada 2014 atau 2015," kata Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor (TAM) Johnny Darmawan di Jakarta, Minggu.
Ia mengatakan bahwa sampai saat ini total gerai penjualan Toyota di Indonesia mencapai 205 unit. Pada 2014-2015, TAM menargetkan memiliki setidaknya 385 gerai penjualan.
"Untuk itu, capex akan banyak terkonsentrasi pada pembelian lahan untuk penambahan gerai tersebut," ujarnya.
Selain pembelian lahan atau tanah di provinsi maupun kabupaten, lanjut Johnny, capex juga akan dimanfaatkan untuk pengembangan strategi pemasaran, riset, pelayanan pelanggan, serta penambahan dan pelatihan bagi tenaga pemasaran.
"Dengan pertumbuhan penjualan yang cepat ini, kebutuhan sumber daya manusia yang siap pakai dan bagus sangat mendesak, terutama di bidang pemasaran," ujar Johnny.
Selain itu, kata dia, juga diperlukan pusat pelatihan untuk pelayanan pelanggan terkait purnajual.
Pada tahun ini, lanjut Johnny yang juga salah satu Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, permintaan mobil di Indonesia melonjak di atas 50 persen.
Secara retail penjualan mobil pada Januari-November 2010 telah mencapai sekitar 670 ribu unit atau naik 53 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 473 ribu unit.
"Penjualan Toyota sendiri secara volume naik sekitar 40 persen, dan secara finansial naik sekitar 25 persen," ujar Johnny. Penjualan Toyota terbesar berasal dari Avanza yang telah menembus angka 129 ribu unit sampai November, dan Kijang Innova yang mencapai sekitar 48 ribu unit.
Ia memperkirakan pendapatan TAM sampai akhir tahun menembus angka di atas Rp30 triliun, termasuk penjualan suku cadang. Pada 2010 Johnny memperkirakan penjualan Toyota di Indonesia mencapai angka sekitar 278 ribu-280 ribu unit. Sampai November tahun ini penjualan TAM telah mencapai angka 255.986 unit.
Johnny juga memproyeksikan penjualan mobil secara nasional akan menembus angka sekitar 720 ribu sampai 740 ribu unit.
"Tahun depan kami memiliki target optimistis dan pesimistis terhadap pasar mobil di Indonesia, karena ada sejumlah isu terkait pembatasan BBM subsidi, kenaikan bea balik nama, dan pajak progresif di Jakarta," katanya.
Johnny mengatakan jika berbagai isu tentang kebijakan tersebut diterapkan bersamaan, maka pasar mobil di Indonesia akan turun sekitar 25 sampai 30 persen, atau menjadi sekitar 620 ribu sampai 650 ribu unit.
Sedangkan target optimis, lanjut dia, penjualan mobil akan menembus angka 800 ribu unit tahun depan, seiring dengan membaiknya perekonomian nasional, rendahnya suku bunga, dan adanya kebijakan yang bersifat terobosan dari pemerintah untuk mendukung industri otomotif.
"Selain itu, biasanya setelah pasar tumbuh di atas 50 persen, maka akan ada koreksi pertumbuhan. Pertumbuhan penjualan (mobil) menjadi datar antara 2-5 persen saja, sehingga penjualan mobil mungkin sekitar 750 ribu sampai 760 ribu," katanya.
TAM sendiri, kata dia, menargetkan penguasaan pasar sebesar 36-37 persen pada 2011. Tahun ini TAM menguasai sekitar 38 persen pasar mobil nasional.
(R016/R007/A038)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010
Copyright © ANTARA 2010