Jakarta (ANTARA News) - Penjualan mobil di Indonesia dengan volume sekitar 720 ribu unit tahun ini diproyeksikan mampu mengungguli Thailand.

"Dengan pertumbuhan penjualan yang konsisten, saya rasa Indonesia tahun ini bisa memimpin pasar kawasan Asia Tenggara," ujar Managing Director JD Power Asia Pasifik, Gerrit Kuyntjes di Jakarta, Senin.

Gerrit melanjutkan, selain didukung penjualan yang baik, posisi Indonesia di pasar ASEAN bertambah kuat menyusul rencana beberapa pemain otomotif besar menjadikan basis manufaktur. Contohnya, General Motors yang akan menghidupkan kembali fasilitas produksi di Pondok Ungu, Bekasi Jawa Barat.

Kapasitas pabrik GM di Bekasi mencapai 20 ribu unit setahun. GM akan menanamkan investasi sekitar 150 juta dolar AS untuk mewujudkan rencana tersebut.

Sebaliknya, lanjut Gerrit, situasi politik Thailand dalam beberapa tahun terakhir kacau, seiring maraknya aksi demonstrasi yang digalang kelompok "Kaus Merah". Hal itu, kata dia, berpotensi menganggu perekonomian dan menggerus penjualan mobil di Thailand.

"Ini sangat disayangkan mengingat sebelumnya penjualan mobil di Thailand cukup stabil. Sedangkan politik dan ekonomi Indonesia relatif lebih stabil dan tumbuh," kata Gerrit.

Berdasarkan data ASEAN Automotive Federation (AAF), penjualan mobil Indonesia per Juni 2010 meningkat 76 persen menjadi 370.208 unit, sedangkan Thailand mencapai 356.692 unit. Malaysia menduduki peringkat ketiga dengan penjualan 301.077 unit.

Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor (TAM) Johnny Darmawan menyatakan, Indonesia berpeluang merebut posisi puncak di ASEAN tahun ini. Dia mencatat, penjualan mobil domestik melonjak 65 persen menjadi 556 ribu unit.

"Kalau triwulan IV kita (penjualan mobil di Indonesia) bisa bukukan penjualan 160 ribu unit, penjualan sudah bisa capai 720 ribu unit," kata dia.

Namun, Johnny menilai, Thailand tidak tinggal diam, begitu Indonesia mampu mengungguli penjualan mobil di ASEAN sejak Mei. Thailand langsung mengerek proyeksi penjualan menjadi 780 unit dari sebelumnya 680 ribu unit. "Tapi saya sangsi stok itu bisa terserap atau tidak," kata Johnny.
(ANT258*R016/B012)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010