Jakarta (ANTARA News)- Pejabat eksekutif tertinggi (CEO) baru Volvo, Stefan Jacoby mengatakan akan lebih menajamkan posisi Volvo di antara pesaingnya dan memanfaatkan pertumbuhan pasar otomotif China dengan baik.

"Kami akan bermain di tingkat atas tetapi tidak akan sekedar mencontek saingan kami semisal BMW," kata Jacoby, yang sebelumnya menjabat CEO di Volkswagen wilayah Amerika Utara, dalam konfrensi pers pertamanya, Rabu (18/8).

Setelah perusahaan otomotif asal China, Zhejiang Geely Holding Group Co., resmi menuntaskan pembelian atas Volvo dari Ford Motor Co., awal Agustus, Jacoby langsung ditunjuk sebagai pimpinan utama pabrikan mobil Swedia itu.

"Volvo terkenal dengan kesan jaminan keselamatan dalam berkendara, kokoh, dan handal tetapi posisi kesan emosional dari merk ini tidak tajam lagi. Volvo perlu menemukan sesuatu yang asli Swedia, posisi yang unik," sambung Jacoby seperti yang dikutip Autonews.com.

Jacoby, yang lama berkarya untuk VW, akan berusaha memenangkan pasar Asia dengan memanfaatkan pasar China yang tahun lalu berhasil menggeser Amerika Serikat sebagai pasar mobil terbesar di dunia.

Sementara itu, Geely berencana untuk melipatgandakan produksi tahunan global Volvo termasuk dengan cara membangun pabrik baru di China dan terus mempertahankan operasinya di Eropa.

Jacoby yang baru berusia 52 tahun, percaya postur Volvo yang besar bisa menjadi keuntungan, membuatnya lebih gesit dibanding para pesaing.

Perusahaan itu harus kelihatan cerdas, menyediakan solusi pintar untuk mengatasi kelemahan yakni tidak memiliki skala ekonomi sebesar para pesaingnya.

"Ada peluang untuk bekerjasama dengan para pensuplai, mungkin juga dengan beberapa saingan, tetapi tentu saja sembari menemukan sinergi dengan perusahaan induk Geely di masa depan," ujar Jacoby.

Para analis meragukan kemampuan perusahaan sekecil Volvo bisa membiayai pengembangan produksi yang besar setelah mengalami penurunan penjualan tahun lalu sebesar 334.808 unit mobil dari penjualan tahun 2007 yang mencapai 458.323 unit.

Jacoby punya tugas berat membawa Volvo meraih keuntungannya untuk pertama kalinya sejak 2005. Tahun lalu Volvo mencatat kerugian sebesar 653 juta dollar, belum terhitung pajak.

Jacoby tampaknya cukup optimistis dengan targetnya itu karena selama di dua catru wulan terakhir di bawah payung Ford, Volvo telah mulai mencatat keuntungan. Geely sendiri telah mempersiapkan dana sebesar 900 juta dollar untuk menggenjot merk barunya itu.
(Ber/A038/BRT)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010