"Kami akan menurunkan biaya produksi per kendaraan sebesar 25 persen pada tahun 2025 - dibandingkan dengan tingkat pada tahun 2019," kata Milan Nedeljkovic, anggota dewan yang bertanggung jawab atau produksi BMW, seperti dikutip oleh surat kabar Jerman Handelsblatt, Selasa.
Bulan lalu BMW mengatakan tetap berada di jalur untuk memenuhi target laba untuk 2021, meskipun biaya bahan baku meningkat.
Dan dalam hal ini, bukan hanya masalah biaya bahan baku, dunia saat ini sedang mengalami kondisi krisis semi konduktor, meski begitu mereka akan dan dapat menekan produksi pada kuartal kedua.
Meski begitu, krisis semi konduktor (chip) yang terjadi di dunia tidak membuat BMW sampai berhenti berproduksi, kendati hal itu tetap mempengaruhi ketersediaan beberapa fitur pada mobil mewah asal Jerman tersebut, misalnya "wireless charging".
Dalam hal ini, pihaknya meyakini bahwa fitur itu bukanlah hal yang utama dalam sebuah kendaraan, dan pihak BMW telah mengganti fitur tersebut dengan versi portable.
Baca juga: Garuda Indonesia bersama BMW resmikan program "The Prestige Service"
Baca juga: Krisis chip, BMW ganti fitur "wireless charging"
Baca juga: BMW siapkan mobil baru untuk GIIAS 2021
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021