Namun, perusahaan Jepang berlogo tiga elips itu tidak membocorkan model mobil yang akan dirilis tahun ini, mereka hanya menyatakan bahwa satu mobil itu akan berjenis sport utliity vehicle (SUV).
Toyota dalam konferensi pers, Rabu (10/2) dilansir Reuters, menyatakan bahwa rencana penambahan model itu sejalan dengan target perusahaan, yakni 40 persen mobil mereka berpenggerak listrik pada 2025, dan 70 persen pada 2035.
Toyota mengambil langkah berbeda dari pabrikan mobil lainnya, yakni mendorong penggunaan mobil hybrid ketimbang mobil bertenaga baterai.
Alasannya, Toyota berpendapat harga mobil hybrid akan lebih terjangkau daripada mobil baterai.
"Kami yakin cara tercepat untuk menurunkan gas rumah kaca di sektor transportasi adalah dengan menawarkan pilihan karbon rendah kepada pengemudi yang sesuai dengan kebutuhan mereka," kata Gill Pratt, kepala riset Toyota AS.
Pratt mengatakan, ide mobil listrik dengan baterai besar dan daya jelajah hingga 480 kilometer tidak masuk akal, karena rata-rata orang AS berpergian sejauh 52 kilometer per harinya.
Kendati demikian, Toyota tetap memperhatikan sektor mobil baterai di sela-sela fokus mereka pada mobil hybrid demi memberikan lini produk yang lengkap kepada konsumen.
Baca juga: Setelah investasi Hyundai, akankah peta industri otomotif berubah?
Baca juga: Hyundai Motor-Apple tidak dalam pembicaraan pengembangan mobil otonom
Baca juga: Mengulik ragam insentif demi percepat adopsi kendaraan listrik
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021