Dilaporkan AFP, Jumat, Renault mengatakan akan segera memulai pembicaraan dengan serikat pekerja untuk merestrukturisasi beberapa pabrik dan berpotensi menutup pabrik lain, menyusul penurunan penjualan.
Baca juga: Renault semestinya terlibat dalam aliansi baterai Prancis-Jerman
Baca juga: 20.000 karyawan Nissan terancam di-PHK, mayoritas di Eropa
Dihadapkan dengan penurunan permintaan yang diperparah oleh pandemi virus corona, Renault bertujuan untuk mencari opsi penghematan 2 miliar euro (2,22 miliar dolar AS) selama tiga tahun ke depan dengan menyusutkan produksi dan mengasah model yang lebih menguntungkan.
Langkah-langkah restrukturisasi - termasuk pemutusan hubungan kerja, transfer dan rencana pensiun ini akan memengaruhi hanya di bawah 10 persen dari tenaga kerja globalnya. Hal ini pun akan menelan biaya 1,2 miliar euro bagi Renault.
Pemotongan keseluruhan akan mempengaruhi hanya di bawah 10 persen dari 180.000 tenaga kerja global Renault. Perusahaan ini memiliki sekitar 48.500 staf di Prancis.
"Mereka bersikeras bahwa segala sesuatu akan dinegosiasikan," kata Franck Daout dari serikat buruh CFDT.
Ia menambahkan bahwa serikat pekerja dan badan-badan negara akan terlibat dalam perundingan tentang kemungkinan PHK di Prancis.
Pemerintah Prancis telah memperingatkan tidak akan menandatangani pinjaman negara 5 miliar euro yang direncanakan untuk Renault - tindakan bantuan yang terkait dengan pandemi virus corona - sampai manajemen dan serikat pekerja menyelesaikan pembicaraan mengenai tenaga kerja dan pabrik di Prancis.
Renault, seperti mitranya dari Jepang, Nissan, sudah berada di bawah tekanan ketika pandemi melanda, membukukan kerugian pertama dalam satu dasawarsa pada tahun 2019.
Perusahaan itu sekarang mencoba menyulap kemerosotan pendapatan dengan perubahan di seluruh industri seperti meningkatnya investasi pada mobil yang lebih ramah lingkungan.
Renault mengatakan akan memangkas biaya dengan memotong jumlah subkontraktor di bidang-bidang seperti teknik, mengurangi jumlah komponen yang digunakannya, membekukan rencana ekspansi di Rumania dan Maroko, dan menyusutnya pembuatan gearbox di seluruh dunia.
Perusahaan berencana untuk memangkas kapasitas produksi global menjadi 3,3 juta kendaraan pada tahun 2024, setelah sebelumnya berada di angka 4 juta. Mereka akan fokus pada van kecil atau mobil listrik.
Baca juga: Perjalanan aliansi Nissan-Renault-Mitsubishi dari tahun ke tahun
Baca juga: Tolak merger, Nissan-Renault pilih dua strategi ini
Baca juga: Renault-Nissan pugar strategi aliansi untuk "bertahan hidup"
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2020
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2020