Jakarta (ANTARA News) - Pada hari pertamanya menjabat CEO Mitsubishi Motors Amerika Utara pada bulan April, Fred Diaz mengadakan pertemuan dengan para karyawannya. Pesan yang disampaikannya sederhana.

"Saya ingin mereka tahu bahwa saya bukan karyawan Nissan yang sedang dipinjamkan," kata Diaz dalam sebuah wawancara. "Saya 100 persen Mitsubishi," tambahnya.

Pada bulan Oktober 2016, Nissan mengakuisisi 34 persen saham di perusahaan induk Mitsubishi Motors North America (MMNA), Mitsubishi Motors senilai 2,3 miliar dolar AS. Langkah ini menciptakan aliansi Renault - Nissan - Mitsubishi.

Sebagai bagian dari langkah Nissan mengambil alih Mitsubishi, tercipta peluang yang memungkinkan para eksekutif untuk menyeberang ke Mitsubishi.

Salah satu orang yang melakukan peralihan adalah Fred Diaz, yang sekarang bertugas untuk memimpin Mitsubishi agar kembali terkenal di Amerika Serikat.

Baca juga: Tiga model andalan Mitsubishi di GIIAS Makassar 2018

Diaz memiliki rekam jejak yang panjang selama 30 tahun karirnya di bisnis mobil. Sebelum menjadi presiden dan CEO Mitsubishi Motors Amerika Utara, dia membantu Fiat Chrysler meluncurkan divisi truk RAM yang sangat menguntungkan, dan baru-baru ini menjabat sebagai kepala divisi truk Nissan yang telah diperbarui.

Meskipun latar belakang dirinya adalah dalam bidang penjualan dan pemasaran semua aspek industri otomotif, "orang-orang masih mengenal saya sebagai pria truk," kata Diaz.

bagaimana nama besar Mitsubishi jatuh dari kejayaan?

Mitsubishi adalah perusahaan mobil yang memiliki banyak cerita masa lalu. Pabrikan asal Jepang itu telah terkenal memberi dunia kendaraan ikonik seperti SUV Pajero / Montero / Shogun, mobil Sport 3000 GT berteknologi tinggi, dan mobil reli Lancer Evolution yang menguasai segalanya.

Selama akhir 1990an, perusahaan ini mengeluarkan serangkaian kendaraan termasuk mobil Sport Eclipse, SUV Montero Sport/Challenger dan sedan Galant.

Pada tahun 2002, Mitsubishi menawarkan delapan model mobil berbeda kepada konsumen Amerika Serikat dengan penjualan tahunan mencapai lebih dari 345 ribu mobil pada tahun tersebut.

Namun pada 2009 jajaran Mitsubishi hanya memiliki 5 model mobil dengan penjualan yang menyusut yakni menjadi kurang dari 54 ribu mobil.

Krisis keuangan mendorong merek Mitsubishi ke ambang keluar dari pasar Amerika Serikat, seperti Suzuki dan Isuzu satu dekade sebelumnya.

Baca juga: Penjualan Mitsubishi Xpander di Jateng di atas perkiraan

Secara global, perusahaan dalam kondisi stagnan, berhenti bertumbuh, dan kehabisan sumber daya untuk mengembangkan produk baru, kata pemimpin Nissan, Renault dan Mitsubishi Motors Carlos Ghosn dalam sebuah wawancara pada 2017.

Perusahaan dipaksa untuk menekan "tombol reset" dan memutuskan untuk mencoba peruntungan masa depan untuk SUV Crossover - lebih tepatnya untuk Outlander dan turunannya. Keputusan itu terbukti benar-benar brilian.

Sejak 2009, penjualan perusahaan hampir dua kali lipat.

Pada tahun 2016, Mitsubishi Motors melaporkan kerugian sebesar 1,4 miliar dolar AS di semua pasar internasionalnya, terlepas dari pertumbuhan penjualan di Amerika Serikat. Nissan melihat ini sebagai peluang sempurna untuk pengambilalihan.

"Ketika kesempatan datang karena beberapa keadaan yang tidak menguntungkan mengenai Mitsubishi Motors, memasukkan mereka ke dalam aliansi merupakan hal yang tepat. Ini bukan sesuatu yang muncul secara tiba-tiba," kata Ghosn.

Tetapi bahkan setelah setengah dekade pertumbuhan penjualan yang konsisten, 103.686 mobil yang dijual Mitsubishi pada 2007 hanyalah sebagian kecil dari puncak penjualan pada tahun 2002, dan mewakili 0,6 persen, sangat kecil dari total penjualan mobil Amerika Serikat.

Baca juga: Mitsubishi Xpander hadir di Thailand dalam dua tipe

"Kami masih merupakan merek kecil, kecil dibandingkan dengan gorila di industri otomotif, tetapi kami harus memulai di suatu tempat dan kami harus tumbuh untuk kembali ke masa kejayaan kami," kata Diaz.

"kami hanya merek yang tidak diketahui"

Secara eksternal, tantangan terbesar bagi Diaz adalah meningkatkan brand awareness.

"Kami memiliki masalah besar tentang kesadaran di Amerika Serikat. Beberapa orang bahkan tidak menyadari Mitsubishi masih menjual mobil di sini," kata dia.

Untungnya, ini adalah masalah yang bisa diperbaiki.

"Kami bukan merek yang bermasalah. Kami bum melakukan apapun yang menyebabkan 'mata hitam' atau melakukan sesuatu yang membuat semua orang di Amerika ingin membenci kami. Kami hanya merek yang tidak diketahui," terang Diaz.

Jadi Mitsubishi, dengan dukungan keuangan dari aliansi, sekali lagi dapat berinvestasi dalam branding.

Lagipula, aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi saat ini adalah perusahaan mobil terbesar di dunia dengan 10,61 juta mobil terjual di seluruh dunia pada tahun 2017.

Baca juga: Xpander paling laku dari Mitsubishi selama GIIAS

Untuk pertama kalinya dalam 11 tahun, ada iklan mobil Mitsubishi yang berjalan di TV jaringan Amerika Serikat. Perusahaan ini juga melakukan investasi besar di media sosial, iklan regional dan menghasilkan prospek penjualan elektronik.

Diaz membuat perubahan besar secara internal

Mitsubishi memiliki sejarah yang tidak beruntung "menyelamatkan jalan mereka ke dalam keuntungan" kata Diaz. Hasilnya, investasi yang diperlukan dalam perencanaan dan operasional tidak dilakukan. Ada lubang di tim manajemen yang harus diisi.

CEO baru melakukan perjalanan di seluruh negeri ke semua kantor perusahaan dan bertemu secara individu dengan karyawan, tidak hanya untuk memperkenalkan dirinya, tetapi juga untuk menilai bakat yang mereka punya. Ketika dia dianggap bisa, maka dia akan dipromosikan.

Ada juga masalah dengan jaringan diler. Mereka masih belum menerima dukungan yang cukup dari Mitsubishi untuk benar-benar berhasil.

Menurut Diaz, Mitsubishi hanya memiliki dua kantor regional untuk mendukung seluruh jaringannya. Bahkan salah satu daerah ditugaskan untuk membantu dealer di 38 negara bagian.

Baca juga: Alasan Mitsubishi lebarkan jaringan penjualan ke Batam

Untuk memperbaiki situasi, Diaz telah memperluas jumlah wilayah menjadi empat dengan kemungkinan ekspansi lebih lanjut menjadi lima.

Dan ada kenyataan bahwa Mitsubishi tidak memiliki cukup banyak diler.

"Kami memiliki 360 diler di seluruh negara dan kami memiliki titik terbuka di seluruh negeri yang perlu kami isi," katanya. "Kami hanya perlu menempatkan diler di tempat-tempat di mana konsumen dspat merasa yakin bahwa mereka tidak perlu mengemudi sejauh 100 mil untuk mendapatkan pemeliharaan kendaraan."

Sayangnya, menambah diler baru jauh lebih mudah diucapkan daripada dilakukan.

"Dua tahun yang lalu, mencoba untuk mendapatkan diler yang mau berinvestasi dalam waralaba Mitsubishi benar-benar sulit. Hasilnya sangat tipis," tambah Diaz.

Melesat dengan cepat dalam kurun waktu 18 bulan dan segalanya telah sangat membaik dengan dukungan dari aliansi. Demikian seperti dilansir businessinsider.

Baca juga: Mitsubishi Mirage sisa 200 unit, bakal habis dalam dua bulan
 
Penerjemah: Fathur Rochman
Copyright © ANTARA 2018