Surabaya (ANTARA News) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mendorong Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya untuk mengembangkan dan mengomersilkan kendaraan listrik mereka.

"Saya menganjurkan kepada Rektor ITS untuk segera memproduksi secara massal dan dikomersilkan," kata Jonan usai penandantanganan nota kesepahaman (MoU) antara Badan Pengembangan dan Penelitian (Balitbang) Kementerian ESDM dengan ITS di kampus setempat, Jumat.

Dia mengatakan, langkah itu harus segera dilakukan karena kalau tidak pernah dicoba maka tidak pernah tahu apa yang kurang dan perlu diperbaiki dari mobil listrik itu.

"ITS mengatakan tanggal 17 Agustus 2018 ini di-launching," tuturnya.

Dengan kerja sama ini, lanjut Jonan, nantinya akan dicarikan pabrikan atau industri yang mau membuat kendaraan listrik ITS jadi komersial.

"Potensi ini kelamaan. Harus segera dibangun. Mobil listrik tantangan lebih besar. Kalau motor mestinya bisa," ujarnya.

Sementara itu Wakil Rektor IV ITS Prof Ketut Buda Artana mengatakan ada beberapa kendala dalam pengembangan bisnis mobil listrik. bisnis mobil listrik bukan bisnis yang sederhana. Itu menyangkut rantai pasok yang kompleks.

"Dari sisi mobil listriknya sendiri, sepanjang yang dia ketahui, hampir semua diproduksi sendiri kecuali baterai. Tantangan kedepan industri listrik letaknya di baterai," kata Ketut.

Dia mengungkapkan, sebelum adanya MoU diadakan rapat teknis antara ITS dan Balitbang ESDM dengan tujuan agar kerja sama ini segera dieksekusi dengan perjanjian untuk implementasi.

"Begitu MoU selesai ITS dan Balitbang ESDM akan mengupayakan jejaring untuk mengimplementasikan kerja sama tersebut," tuturnya.

Selain pengembangan bisnis mobil listrik, ada dua kerja sama lain ITS dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian ESDM itu yakni pemanfaatan teknologi smelter ITS dan energi baru dan terbarukan bidang kelautan.
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018