Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan, pasar kendaraan multi guna (MPV) merupakan segmen yang terkena dampak paling besar, seperti terlihat dari turunnya pangsa pasar segmen ini dari 56 persen terhadap penjualan mobil penumpang pada periode Januari-Agustus 2014 menjadi 48,3 persen pada periode yang sama pada 2015 ini.
Penurunan terbesar dialami oleh pangsa pasar segmen low MPV yaitu dari 33,7 persen di periode Januari - Agustus 2014 menjadi 27,3 persen pada periode Januari-Agustus 2015.
Direktur Pemasaran Roda Empat PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), Makmur mengakui penyerapan pasar low MPV sedang turun signifikan. Rendahnya daya beli membuat masyarakat cenderung memilih mobil murah ramah lingkungan (LCGC).
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Marketing and Customer Relation Division Head PT Astra International Tbk-Daihatsu Sales Operation (AI-DSO) Hendrayadi Lastiyoso yang mengakui terjadi penurunan penjualan di segmen low MPV. "Trennya memang demikian, namun kami yakin situasi akan membaik," katanya.
Tidak berbeda dengan Makmur dan Hendrayadi, Marketing Director PT Toyota-Astra Motor (TAM) Rahmat Samulo mengatakan, selain akibat melemahnya daya beli masyarakat, turunnya pangsa pasar low MPV juga disebabkan berkembangnya segmen baru seperti entry MPV dan entry hatchback.
"Kehadiran segmen entry hatchback dan segmen entry MPV memang memberikan pengaruh yang cukup signifikan pada pasar low MPV. Kehadiran dua segmen in berhasil mengambil ceruk pasar pasar low MPV, membuat persaingan di segmen ini menjadi semakin ketat," kata Samulo.
Berdasarkan data Gaikindo, meski terjadi penurunan angka penjualan, pangsa pasar entry hatcback sepanjang Januari-Agustus 2015 tercatat sudah mencapai 18,96 persen dari penjualan di segmen penumpang, atau naik dibandingkan periode yang sama pada 2014 sebesar 17,42 persen.
Bahkan peningkatan pangsa pasar terbesar dialami oleh segmen entry MPV di mana pada periode Januari-Agustus 2015 sudah mencapai 2,7 persen dari total penjualan di segmen mobil penumpang, atau jauh lebih besar dibandingkan periode yang sama pada 2014 yang baru mencapai 1,49 persen.
Pelanggan Toyota
Menanggapi tren tersebut, menurut Samulo, Toyota meresponnya secara positif dengan lebih memacu peningkatan "Total Ownership Benefit" (TOB) bagi pelanggan Toyota Avanza dan Veloz sebagai andalah segmen low MPV.
"Kami terus meningkatkan kualitas melalui pendekatan TOB agar pelanggan lebih merasakan manfaat lebih besar serta kenyamanan dan keamanan saat memiliki Avanza mereka," kata Samulo.
Melalui pendekatan TOB ini, Toyota yang baru saja meluncurkan Grand New Avanza dan Grand New Veloz pada Agustus lalu telah mendapat respon positif pelanggan.
Keduanya hadir dalam disain yang lebih berkelas dengan kelengkapan fitur keamanan yang terdepan di kelasnya.
Disamping itu, dengan mesin berteknologi dual VVTi, mesin yang disandang Grand New Avanza dan Grand New Veloz sejajar dengan kendaraan segmen di atasnya, dimana mesin dual VVT-i selama ini dikenal sebagai mesin yang digunakan oleh sedan kelas medium seperti Toyota Altis dan Toyota Camry.
Mesin ini juga membuat konsumsi bahan bakar (BBM) Grand New Avanza dan Grand New Veloz menjadi lebih irit dibandingkan model sebelumnya, serta lebih ramah lingkungan.
Tidak hanya itu, pengguna juga akan lebih merasakan kenyamanan dalam berkendaraan.
Samulo optimis, kehadiran Grand New Avanza dan Grand New Veloz terbaru ini akan mampu membawa andalan Toyota di segmen low MPV ini ke posisi yang lebih tinggi di mata pelanggan.
Seperti terlihat pada data penjualan tahun ini, selain mampu bertahan sebagai mobil terlaris di Indonesia, disaat pesaing mengalami penurunan penjualan, pangsa pasar Avanza terus bergerak ke atas.
Tercatat sepanjang Januari-Agustus lalu, pangsa pasar Avanza naik menjadi 44,6 persen terhadap total penjualan di segmen penumpang dibandingkan periode yang sama pada 2014 sebesar 40,2 persen.
Bahkan di bulan Agustus 2015, Toyota Avanza berhasil membukukan penjualan 16.344 unit dengan market share 49,7 persen. Peningkatan pangsa pasar itu mengindikasikan bahwa dengan karakteristik sebagai real MPV atau mobil keluarga sesungguhnya, Avanza dan Veloz tetap bertahan sebagai pilihan terbaik di kelasnya.
Selain lebih efisien, Avanza selama ini juga menjanjikan Total Ownership Benefit (TOB) yang diakui lebih tinggi. Dari resale value, Musium Rekor Indonesia (MURI) pernah memberikan penghargaan kepada Avanza sebagai kendaraan low MPV dengan nilai jual kembali yang tertinggi di Indonesia.
Dari pengalaman selama ini, harga penjualan kembali Avanza untuk pemakaian tiga tahun berkisar antara enam persen-15 persen di atas kendaraan sejenis.
Dengan rentang harga Rp198 juta - Rp212 juta, pemilik Grand New Avanza bisa mendapat keuntungan tambahan sekitar Rp 16 juta sampai Rp 37 juta dari nilai penjualan kembali dibandingkan mobil di segmen yang sama.
Dari sisi efisiensi bahan bakar, Grand New Avanza lebih baik dibandingkan model sebelumnya. Berdasarkan uji coba sejumlah media, untuk pemakaian rata-rata 100 km per hari, biaya BBM Avanza model lama biasanya mencapai Rp68 juta untuk jangka waktu tiga tahun.
Biaya ini bisa ditekan menjadi sekitar Rp58 juta pada pemakaian Grand New Avanza, sehingga pemiliknya mendapat tambahan benefit sekitar Rp10 juta melalui efisiensi pemakaian BBM.
Disamping itu, dengan dukungan jaringan pelayanan purnajual yang lebih tersebar luas, akan semakin memberikan kemudahan pada pelanggan, termasuk untuk pembelian spareparts dengan harga yang lebih terjangkau.
Ditambah dengan harga penjualan kembali yang jauh lebih tinggi dibandingkan kendaraan sejenis, pemilik Grand New Avanza dan Grand New Veloz akan mendapat keuntungan lebih pada saat nanti mereka menjual atau mengganti kendaraan mereka.
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015