Jakarta (ANTARA News) - Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D. Sugiarto mengatakan bahwa pasar otomotif terancam melemah dengan semakin menguatnya dolar AS.

"Kalau ini terus berkelanjutan, merek-merek mobil terpaksa menyesuaikan harga. Kalau ada penyesuaian harga, bisa mempengaruhi daya beli masyarakat, lalu pasar otomotif melemah," kata Jongkie di Jakarta, Kamis.

Menurut Jongkie, melemahnya nilai tukar rupiah juga berpengaruh terhadap produk-produk yang dibuat di dalam negeri.

"Kenapa produk dengan komponen dalam negeri juga terpengaruh? Karena bahan baku masih diimpor, kalau bahannya impor ya sama saja," ujar Jongkie.

Ia pun berharap agar rupiah bisa menguat sehingga pasar otomotif tidak perlu menyesuaikan harga.

"Karena kalau harga naik bisa mengurangi minat konsumen. Ini diluar kontrol Gaikindo, produsen otomotif, dan lainnya," jelas Jongkie.

Rupiah pada Rabu sore ditransaksikan melemah 135 poin ke posisi 13.218 per dolar AS dari posisi sebelumnya 13.083 per dolar AS.

Sebelumnya, penjualan mobil di 2015 sudah diprediksi akan stagnan sejak 2014. Selain kurs rupiah, faktor lainnya yang bisa menghambat laju penjualan mobil adalah kenaikan pajak progresif dan kenaikan suku bunga Bank Indonesia.

Sementara itu, rencana kenaikan tarif tol terkait pemberlakuan pajak sebesar 10 persen menurut Jongkie tidak terlalu mempengaruhi pasar otomotif.

"Tidak terlalu (berpengaruh). Memang ada dampaknya, tetapi tidak serta merta memukul atau menaikkan harga. Harapannya kami tidak ada pengaruh," ujar Jongkie.



Pewarta:
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2015