Jakarta (ANTARA) - Pendapatan kuartal pertama BYD Co. meleset dari estimasi para analis karena pemotongan harga yang agresif di sebagian besar produknya menggerogoti margin.

Laba bersih produsen mobil listrik asal Tiongkok tersebut naik 11 persen dari tahun ke tahun menjadi 4,57 miliar yuan (sekitar Rp10 triliun) dalam tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret, ungkap BYD pada Senin, dikutip Autonews.

Pendapatan tumbuh 3,9 persen menjadi 124,94 miliar yuan (sekitar Rp279 triliun). Angka ini jauh di bawah perkiraan analis sebesar 132,53 miliar yuan (kisaran Rp296 triliun).

Setelah menggeser Volkswagen Group sebagai merek mobil terlaris di China tahun lalu, BYD telah bergerak untuk menopang posisinya dengan memangkas harga di seluruh jajaran mobil dan truk ringannya.

Baca juga: Penjualan mobil listrik BYD meningkat 48 persen Januari 2024

Baca juga: BYD catat lonjakan penjualan kendaraan 62 persen di 2023


Model termurahnya, hatchback Seagull yang populer di pasar China, kini dibanderol mulai dari 69.800 yuan atau sekitar Rp156 juta.

BYD juga mendorong ke pasar premium dan ultra-mewah, dengan meluncurkan beberapa model baru dan satu konsep minggu lalu di pameran mobil Beijing Auto Show 2024.

Saham BYD yang terdaftar di Hong Kong telah pulih dari kemerosotan di bulan Januari, ketika turun 19 persen, menjadi sedikit berubah tahun ini.

Persaingan antara produsen mobil listrik di China sangat keras. Para produsen rajin merilis model baru untuk memanjakan pasar, namun sayangnya permintaan yang ada tidak sebanyak suplai yang diberikan, akhirnya terjadi kelebihan pasokan.

China State Planner atau Lembaga Perencanaan Pemerintahan China memperkirakan kelebihan pasokan membuat perang harga semakin intensif di antara produsen mobil listrik dan hibrida plug-in (PHEV) tahun ini. Selain itu berpotensi menimbulkan masalah lainnya.

BYD dan Denza memimpin pemotongan harga dengan penurunan harga lima model pada bulan April sebesar 7,15 persen hingga 9,7 persen dibandingkan dengan harga di awal tahun, menurut NDRC.

Li Auto memangkas harga empat modelnya, mengikuti langkah Tesla dan BYD.

Penjualan mobil di China pada tahun lalu mencakup 30,09 juta penjualan kendaraan. Hampir sepertiga, yakni 31 persen atau 9,49 juta kendaraan merupakan mobil listrik.

Jenis PHEV naik 85 persen menjadi 2,80 juta unit, sedangkan battery electric vehicle (BEV) naik 25 persen menjadi 6,68 juta unit.

Baca juga: Produsen mobil Jepang alami krisis penjualan di China

Baca juga: Strategi China bersaing di industri otomotif dunia

Baca juga: BYD ungkap konsep supercar tanpa atap dan off-road di bawah sub-merek

 

Pewarta:
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024