Jakarta (ANTARA) - Penjualan mobil listrik, menurut laporan terbaru International Energy Agency (IEA), masih tumbuh subur pada 2024 di tengah tantangan di berbagai pasar, dengan syarat utara harga terjangkau dan ketersediaan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).

Laporan Global EV Outlook IEA, disiarkan di situs resmi IEA, Selasa (23/4), menunjukkan lebih dari satu dari lima mobil terjual di seluruh dunia akan berupa mobil listrik tahun ini. Penjualan mobil listrik diperkirakan mencapai 17 juta unit hingga akhir tahun.

"Waktu yang berkesinambungan dibalik mobil listrik jelas menurut data kami, meski lebih kuat di sejumlah pasar dibandingkan lainnya," kata Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol.

Penjualan mobil listrik secara global pada kuartal I 2024 menunjukkan pertumbuhan 25 persen, lebih dari 3 juta unit, dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang berjumlah di atas 2,5 juta unit.

Baca juga: Kuartal satu, penjualan mobil listrik China di RI tembus 5 ribu unit

Baca juga: Penyebab penjualan mobil bekas elektrik belum begitu bergairah


Penjualan mobil listrik global pada Q1 2024 berjumlah hampir setara dengan penjualan total mobil listrik pada 2024.

IEA memperkirakan tahun ini penjualan mobil listrik di China mencapai 10 juta unit atau 45 persen dari total penjualan mobil di negara tersebut. Sementara di Amerika Serikat, satu dari sembilan mobil yang terjual adalah elektrik.

Penjualan mobil listrik di Eropa cenderung lemah, namun, setidaknya satu dari empat mobil terjual adalah listrik.

Penjualan mobil listrik 2023 mencapai hampir 14 juta unit, paling besar berasal dari China, Eropa dan Amerika Serikat. IEA juga menemukan pasar yang sedang berkembang antara lain Vietnam dan Thailand.

Dengan kebijakan yang ada di berbagai negara tahun ini, setiap mobil yang terjual pada 2035 diharapkan berupa kendaraan elektrifikasi. Jika kebijakan iklim dan energi berbagai negara berjalan sesuai jadwal, dua dari tiga mobil terjual adalah mobil listrik pada 2035.

IEA menilai kunci utama pertumbuhan berkesinambungan penjualan mobil listrik terletak pada harga yang terjangkau dan ketersediaan SPKLU. Berbagai investasi dan dukungan kebijakan diharapkan bisa menurunkan harga mobil listrik sekaligus perkembangan teknologi baterai.

Kecepatan transisi ke mobil listrik, menurut IEA, berubah-ubah dan bergantung kepada keterjangkauan harga.

Selain harga, ketersediaan SPKLU juga memegang peranan penting bagi pertumbuhan penjualan mobil listrik. Dibandingkan 2022, pemasangan SPKLU secara global naik 40 persen pada 2023.

Jika ingin memenuhi kebutuhan mobil listrik sesuai dengan target 2035, IEA melihat ketersediaan SPKLU perlu bertumbuh enam kali lipat. IEA juga menilai perlu perencanaan dan kebijakan yang penuh kehati-hatian supaya permintaan elektrifikasi kendaraan tidak membebani jaringan listrik.

Baca juga: PLN targetkan bangun 2.000 SPKLU tiang listrik selama 2024

Baca juga: Moeldoko sebut pertumbuhan motor listrik masih belum maksimal

Baca juga: Lima hal penting wajib tahu sebelum membeli kendaraan listrik
Pewarta:
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024