"Bisa jadi karena hantaman keras dapat merusak tangki bahan bakar atau sistem saluran bahan bakar, menyebabkan kebocoran bensin," ujar Yannes saat dihubungi ANTARA, Selasa.
Menurut dia, hantaman keras dapat merusak tangki bahan bakar atau sistem saluran bahan bakar mobil.
Baca juga: Pakar: Perhatikan standar keamanan EV untuk hindari risiko kebakaran
Kerusakan ini dapat menyebabkan kebocoran bensin yang sangat mudah terbakar, terutama jika bersentuhan dengan permukaan panas atau sumber api di sekitarnya.
Selain itu, kecelakaan juga dapat menyebabkan korsleting listrik akibat rusaknya kabel atau komponen listrik lainnya.
Percikan api dari korsleting ini juga dapat menyulut bahan bakar yang bocor, meningkatkan risiko terbakarnya mobil.
Dalam konteks kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek KM 58, Senin (8/4), Yannes memprediksi bahwa kombinasi dari kebocoran bahan bakar, percikan api dari sistem kelistrikan yang rusak, dan overheating akibat tabrakan kemungkinan besar adalah penyebab utama mobil terbakar.
Namun, dia menegaskan bahwa penelitian lebih lanjut di lapangan diperlukan untuk memastikan penyebab pasti kejadian tragis tersebut.
Kecelakaan lalu lintas di jalur contraflow Km 58 Tol Jakarta-Cikampek melibatkan tiga kendaraan, yakni Bus Primajasa, Daihatsu Gran Max, dan Terios. Dalam peristiwa tersebut, Gran Max dan Terios hangus terbakar.
Selain dua orang mengalami luka, terdapat 12 orang lainnya meninggal dunia akibat kecelakaan tersebut, di antaranya tujuh laki-laki dan lima perempuan.
Baca juga: Penyebab mobil dapat terbakar usai kecelakaan atau tabrakan
Baca juga: Hyundai, Kia minta pemilik mobil parkir di luar karena risiko terbakar
Baca juga: Pengamat otomotif sebut hindari parkir terbuka mencegah mobil terbakar
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2024
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2024