Bandung (ANTARA News) - Sejumlah perusahaan otomotif masih mencermati perkembangan pelemahan rupiah terhadap dolar AS untuk menetapkan kebijakan kenaikan harga jual kendaraan.

"Beberapa perusahaan sudah ada yang menaikkan harga jual kendaraan baru, terutama yang built up. Sedangkan yang komponen lokalnya dominan masih mencermati, namun feeling saya kenaikan harga tidak bisa dihindari," kata Kepala Cabang PT Isuzu Motor Indonesia Bandung Bizz Center Dendy Wardhana di Bandung, Kamis.

Ia menyebutkan, Isuzu yang lebih banyak dalam penjualan kendaraan niaga dan angkutan penumpang hingga awal September 2013 ini belum menaikkan harga. Di sisi lain perkembangan terakhir penjualan Agustus 2013 masih cukup stabil.

"Penjualan hingga akhir Agustus 2013 masih normal, namun dampaknya mungkin akan terasa pada September ini. Namun pemesanan masih ada untuk bulan ini, kita lihat saja nanti," kata Dendy. Ia belum bisa memprediksi besaran kenaikan harga mobil meskipun penurunan nilai rupiah terhadap dolar AS sudah terjadi saat ini.

Kenaikan tergantung. katanya, pada kandungan komponen impor dalam produknya, namun kendaraan built up dipastikan langsung naik, sedangkan yang berkomponen lokal kenaikanya tidak terlalu besar.

"Kenaikannya belum bisa diprediksi, bila kendaraan built up sudah otomatis naik. Isuzu sendiri sekitar 40 persen komponennya masih impor, namun belum bisa dijadikan patokan untuk kenaikan harga," katanya.

Sikap menunggu perkembangan lebih lanjut juga terjadi pada penjualan kendaran roda dua. Meski penjualan Agustus 2013 masih normal, namun dampak penurunan daya beli dan penurunan nilai rupiah juga akan berpengaruh.

"Puncaknya pada Juli penjualan mencapai 100.580 unit, itu karena ada momen lebaran, sedangkan Agustus turun namun masih lebih tinggi dibanding periode sama 2012," kata Manager Sales Marketing PT Daya Adicipta Mustika (DAM) Jabar Wiriadi Sucipto.

"Kami mencermati betul penjualan untuk empat bulan ke depan, dampak makro ekonomi pasti berpengaruh langsung pada penjualan kendaraan. Pelemahan rupiah untuk Agustus belum terasa, dampaknya 2-3 bulan ke depan," kata Wiriadi Sucipto.

Ia menyebutkan, kenaikan BI rate kemungkinan akan berpengaruh terhadap tingkat pembelian kendaraan roda dua. Pasalnya, sekitar 70 persen konsumen kendaraan roda dua membeli melalui fasilitas lembaga pembiayaan atau kredit.

"BI Rate naik otomatif suku bunga pembiayaan juga naik, dari sisi harian motor sejauh ini belum ada kenaikan. Komponen sepeda motor Honda 90 persen lokal, hanya 10 persen yang masih impor," kata Wiriadi yang menyebut kendaraan built up (CBU) saat ini sudah mengalami kenaikan sekitar 20 persen.

"Berharap kenaikan itu tidak ada, optimisme penjualan kami di Jabar masih cukup optimis di angka 70.000 unit per bulan," kata Wiriadi.
Pewarta:
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013