Presiden Hyundai dan Chief Operating Officer Global Jose Munoz membuat pernyataan tersebut di Atlanta, AS, setelah perusahaan otomotif asal Korea Selatan itu menandatangani nota kesepahaman dengan Georgia Tech untuk kemitraan dalam pengembangan kendaraan listrik berbahan bakar hidrogen, disiarkan Yonhap, Rabu (20/9).
Sebagai respons terhadap Inflation Reduction Act, yang memberikan kredit pajak hingga 7.500 dolar AS (sekitar Rp115 juta) kepada pembeli EV yang hanya dirakit di Amerika Utara, Hyundai telah membangun pabrik EV dan baterai berkapasitas 300.000 unit per tahun di Georgia dengan tujuan memulai produksi pada paruh pertama tahun 2025.
"Kami berusaha untuk mempercepat proyek ini sebanyak mungkin. Dan kami yakin bahwa tanggal asli Januari 2025 mungkin akan ditarik ke depan, mungkin sekitar tiga bulan atau lebih jika kami bisa," kata Munoz kepada wartawan.
Anak perusahaan utama grup itu, Hyundai Motor Co. dan Kia Corp., masing-masing memiliki fasilitas manufaktur mobil di Atlanta dan tempat lain di Georgia.
Pada awal tahun ini, Hyundai Motor mulai memproduksi SUV GV70 listrik penuh di bawah merek independennya, Genesis, di pabrik Alabama.
Baca juga: Penjualan global Genesis melebihi 1 juta unit mobil hingga Agustus
Baca juga: Jokowi sambangi pabrik baterai milik Hyundai di Karawang
Baca juga: Perusahaan China bangun pabrik baterai lithium mobil listrik di AS
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023