CEO Widya Robotics Alwy Herfian Satriatama dalam keterangannya diterima di Jakarta, Sabtu, menyebutkan salah satu teknologi unggulannya Widya Load Scanner telah tersertifikasi memiliki akurasi hingga 99,23 persen oleh PT Superintending Company of Indonesia (SUCOFINDO).
Baca juga: Mengenal teknologi "Load Scanner" untuk kalkulasi muatan truk
"Widya Load Scanner merupakan alat penghitung volume dengan LiDAR pertama di Indonesia. Saat ini alat ini sudah memiliki tersertifikasi memiliki akurasi hingga 99,23 persen di dalam penghitungan volume muatan," ujar Alwy.
Teknologi ini dihadirkan untuk menjawab permasalahan di industri, khususnya di sektor konstruksi dan pertambangan.
Alwy mengungkapkan bahwa dalam sebuah proyek diperlukan pengawasan terhadap penghitungan material yang datang tiap harinya. Cara penggunaan material dan potensi kehilangan barang material seperti pasir, besi, dan sebagainya menjadi poin yang harus dipertimbangkan.
Baca juga: Kemenhub minta operator pelabuhan larang truk ODOL masuk kapal
Widya Load Scanner menggunakan teknologi laser scanner untuk mengukur volume material yang diangkut oleh truk, dumptruck, dan kendaraan berat lainnya di lokasi konstruksi.
Alat ini juga mampu menghitung volume muatan truk yang berisi hasil tambang seperti nikel, batubara, dan bauksit. Alat ini diklaim dapat memantau volume material lebih cepat, real-time, efisien dan efektif dibandingkan metode pengukuran manual.
“Dengan permasalahan yang ada, Widya Load Scanner menjadi solusi pengukur inovatif yang praktis dengan menggunakan teknologi light detection and ranging. Hasilnya bisa langsung dipantau di dashboard secara real-time,” kata Alwy.
Teknologi ini dapat memproses pengukuran yang lebih cepat dari proses manual yang biasa digunakan. Dengan tingkat akurasi yang tinggi, alat ini dapat mengatasi kerugian material volume yang selama ini terjadi.
Baca juga: AI dinilai bawa potensi sekaligus ancaman bagi bisnis di Indonesia
Dalam hal kecepatan, scanner volume ini mampu menghitung volume material muatan truk hanya dalam waktu 47 sampai 50 detik saja untuk satu kali pengukuran.
Cara mengoperasikannya yang mudah membuat alat ini mungkin dioperasikan oleh siapa saja. Pertama, truk berisi material berhenti sejenak di bawah alat ini.
Kemudian, LiDAR sebagai sensor utama akan melakukan scanning pada permukaan bidang dari material atau objek muatan truk yang diukur.
Proses penghitungan dilakukan dua kali yaitu saat truk berisikan muatan dan saat kosong. Selanjutnya, hasil dari penghitungan volume pada muatan truk tersebut dapat langsung dilihat pada dashboard.
Hasil tersebut juga tercatat dalam sistem, jadi memudahkan pengguna untuk memantau proyek dalam jangka waktu panjang maupun pendek. Selain itu, data yang dihasilkan juga dapat diunduh kapan saja ke dalam bentuk dokumen seperti excel dan csv, sehingga memudahkan pengguna dalam mengolah data.
Dengan data tersebut diharapkan kesalahan maupun kecurangan dalam pengukuran volume material bisa teratasi. Ketepatan dalam pengukuran nantinya akan berimbas pada proses manajemen material menjadi lebih terkontrol sesuai dengan perencanaan.
Alwy menambahkan bahwa sangat mungkin jika perusahaan ingin melakukan pembelian ataupun sewa alat ini dengan jangka waktu tertentu.
"Karena demand yang terus ada Widya Robotics akan terus melakukan produksi secara massal untuk memenuhi kebutuhan industri. Sampai saat ini, alat hitung volume ini memiliki demand yang cukup besar di sektor konstruksi maupun pertambangan," tutup Alwy.
Baca juga: Mengenal teknologi AI Computer Vision Widya Robotics
Baca juga: Tidak ada kendala uji coba, truk listrik eCanter siap dirilis
Baca juga: Kiprah FUSO jaga loyalitas konsumen di tengah Euro4 & inovasi eCanter
Pewarta: Maria Rosari Dwi Putri
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2023
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2023