Jakarta Raya (ANTARA) - Pembelian mobil baru di Rusia menurun imbas sanksi barat atas konflik mereka dengan Ukraina, sementara penjualan mobil bekas menguasai hingga tiga perempat dari seluruh penjualan kendaraan roda empat di negara itu.

Reuters mewartakan pada Jumat (17/2), konsumen di Rusia kini lebih melirik mobil bekas lantaran harga yang lebih murah, jaminan ketersediaan suku cadang dari pabrikan lokal dan tidak memiliki masa tunggu (inden) seperti pembelian mobil dari Eropa.

Menurut data, pembelian mobil baru merosot 52 persen menjadi 1,5 triliun rubel (20,4 miliar dolar) pada tahun lalu dengan penurunan unit penjualan mobil baru sebesar 58,8 persen.

Baca juga: Chery dalam pembicaraan dengan pabrik mobil Rusia

Produksi mobil baru juga merosot ke level terendah sejak runtuhnya Uni Soviet pada 1991 karena pembuat mobil asal Eropa menghentikan produksi di Rusia.

Di sisi lain, lembaga analitis Autostat menyatakan penjualan mobil bekas naik 14 persen di mana mobil bekas menyumbang hampir tiga perempat dari semua penjualan mobil di Rusia.

"Uang mengalir ke pasar mobil bekas karena harga, sementara pada saat yang sama struktur pasar mobil baru berubah secara signifikan," kata CEO Autostat Sergei Udalov kepada Reuters.

Menurut Autostat, harga rata-rata mobil baru yang terjual tahun lalu naik 17 persen menjadi 2,33 juta rubel, dan mobil bekas naik 32 persen menjadi 890.000 rubel.

Meskipun banyak merek mobil China di Rusia dengan harga lebih terjangkau, konsumen lebih memilih mobil bekas lokal semisal Skoda atau Lada. Impor mobil bekas juga melonjak, terutama yang berasal dari Jepang.

Baca juga: Avtotor mulai produksi mobil China Kaiyi di pabrik Kaliningrad

Baca juga: Rusia luncurkan Moskvich, mobil buatan lokal berdesain mirip SUV China

Baca juga: Penjualan mobil baru di Rusia anjlok 60,8 persen
Pewarta:
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023