Stellantis dan GAC telah bermitra sejak 2010 untuk memproduksi Jeep Cherokee, Jeep Renegade, Jeep Compasss dan Jeep Grand Commander khusus untuk pasar China. Namun pada pekan lalu, Stellantis dan GAC mengakhiri usaha bersama itu karena adanya kerugian.
Baca juga: VW sebut tantangan terbesar transisi EV adalah produksi baterai
Pada Januari 2022, lapor Reuters, GAC menegur Stellantis karena mengumumkan rencana untuk meningkatkan kepemilikan sahamnya dari 50 persen menjadi 75 persen. GAC menyebut tidak ada pembicaraan formal mengenai rencana itu.
CEO Stellantis, Carlos Tavares kemudian menyebut bahwa GAC tidak mematuhi nota kesepahaman mengikat yang telah ditandatangani perusahaan.
"Lebih suka melanggar, daripada mengeksekusinya. Kami mengambil kesimpulan bahwa tentu saja kepercayaan telah dilanggar," kata Carlos Tavares.
Baca juga: Kekurangan chip, Stellantis setop pabrik di Italia
Kemudian, GAC pada Jumat kemarin mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka "sangat terkejut" dengan pernyataan Tavares. GAC menyebut Stellantis "tidak memenuhi komitmennya" untuk menjaga usaha patungan itu tetap beroperasi.
GAC menambahkan pihaknya berharap perusahaan akan menghentikan usaha itu "dengan cara yang pragmatis namun bertanggung jawab."
Sebagai informasi, pangsa pasar Stellantis bersama GAC cuma 1 persen di China. Untuk itu, Stellantis mengatakan ingin mengadopsi model bisnis "ringan aset" untuk meningkatkan pendapatan melalui impor ketimbang memaksakan diri untuk berproduksi di dalam negeri.
Baca juga: AS buka penyelidikan keamanan untuk kendaraan Stellantis, GM, dan Ford
Baca juga: Volkswagen investasikan 20 miliar dolar AS untuk perusahaan baterai
Baca juga: Krisis chip akan pangkas produksi 220 ribu kendaraan Stellantis Italia
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022