Jakarta (ANTARA News) - Toyota Motor Corp. memprediksi penjualannya secara global meningkat 20 persen pada 2012 atau sebanyak 8,48 juta kendaraan. Toyota ingin kembali mengukuhkan posisinya di pasar otomotif dunia tahun depan pascakerugian produksi lantaran bencana alam di Jepang dan Thailand.

Seperti diberitakan Reuters, Toyota melengserkan General Motors Co sebagai produsen mobil terlaris di dunia pada 2008 tapi Toyota  kehilangan mahkotanya tahun ini karena gangguan rantai pasokan gempa bumi dan tsunami di Jepang pada Maret dan banjir di Thailand memangkas produksi di seluruh dunia.

Dengan perkiraan penjualan tahun ini sebanyak 7,90 juta kendaraan termasuk  unit Daihatsu Motor Co dan Hino Motors Ltd, kemungkinan Toyota berada di peringkat ketiga di belakang GM dan Volkswagen AG.

"Penyebab mengapa penjualan mereka (Toyota) melemah karena Toyota tidak bisa membangun (pasokan) mobil-mobil. Sekarang mereka bisa melakukannya, mungkin mereka akan merebut kembali posisi teratas," kata Pengamat T.I.W Satoru Takada yang berkantor di Tokyo, Jepang.

"Namun hal itu tergantung pada pertumbuhan pasar yang akan datang," katanya.

Rencana Toyota pada 2012 mengalahkan pencapaian puncak mereka sebanyak 8.430.000 kendaraan pada 2007.

"Saya yakin Toyota dapat mencapat target tersebut dengan segera  memulihkan produksi dan meluncurkan model-model terbaru," kata Pengamat Kiwoom Securities Lee Hyun-soo di Seoul, Korea Selatan.

"Akan ada persaingan ketat antara Toyota, GM dan Volkswagen untuk menempati posisi teratas dalam pasar global pada tahun depan," katanya.

Presiden Toyota Akio Toyoda mengatakan ia tidak tertarik dengan perlombaan menjadi produsen mobil terbesar, sementara VW memiliki tujuan menjual 10 juta kendaraan untuk merebut gelar pada 2018.

Jika diukur dengan nilai saham, Toyota jauh di atas para pesaing mereka dengan $ 111.000.000.000 - lebih dari gabungan saham VW dan GM.

Pada puncaknya 2007, Toyota merengkuh pendapatan dua kali lipat dan analis mengatakan pemulihan penjualan akan menguat untuk meraup keuntungan dengan nilai tukar hari ini.
(adm)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011