Output global menjadi 8.569.549 kendaraan, meningkat 4,7 persen, dibantu oleh kinerja yang solid di Amerika Utara dan Asia. Itu adalah peningkatan produksi pertama dalam tiga tahun.
Produksi dalam negeri di Jepang dipengaruhi oleh kekurangan semikonduktor dan penutupan pabrik suku cadang di Asia Tenggara pada musim panas di tengah lonjakan infeksi virus corona seperti dikutip dari Kyodo, Rabu.
Baca juga: Toyota New Hiace dan Dyna punya mesin baru Euro 4
Kegagalan Toyota untuk mencapai target produksi dalam negeri sebesar 3 juta mobil untuk tahun kedua berturut-turut menunjukkan betapa seriusnya masalah rantai pasokan bagi perusahaan. Perusahaan mengatakan mempertahankan target itu untuk melindungi pekerjaan lokal.
Kemacetan pasokan berarti banyak pelanggan harus menunggu berbulan-bulan untuk pengiriman diler, mengurangi penjualan kendaraan di Jepang, termasuk untuk kendaraan mini.
Produsen mobil Jepang menjual 9.511.558 mobil secara global, naik 4,7 persen ke level tertinggi kedua dalam catatan. Penjualan domestiknya turun 9,3 persen menjadi 1.395.920 kendaraan, turun untuk tahun kedua berturut-turut ke level terendah sejak fiskal 2008.
Penjualan luar negeri naik 7,5 persen ke rekor 8.115.638 mobil. Berdasarkan wilayah, negara-negara di Amerika Utara dan Asia masing-masing naik 2,7 persen dan 5,4 persen Output luar negeri meningkat 10,3 persen menjadi 5.808.706 unit.
Selain krisis pasokan suku cadang, Toyota terpaksa memangkas produksi di Jepang pada Maret ketika salah satu pemasok domestiknya mengalami serangan siber dan gempa kuat mengguncang wilayah timur laut negara itu, menyebabkan beberapa jalur perakitan terhenti.
Baca juga: Toyota tarik 460.000 kendaraan karena masalah kontrol stabilitas
Baca juga: Toyota kerahkan 302 lokasi layanan servis selama mudik Lebaran
Baca juga: Toyota dikabarkan akan luncurkan model SUV Crown
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022