"Berkaitan dengan mulai diberlakukannya tilang elektronik, fitur Driving Behaviour yang menjadi bagian Vehicle Smart Management System mampu memonitor perilaku berkendara berdasarkan parameter overspeed, under speed, harsh acceleration, harsh braking, sharp turn dan zig-zag motion," ungkap Hendrik Ekowaluyo, Co-founder, McEasy dalam keterangan resminya, Jumat.
Baca juga: Startup McEasy dapat pendanaan putaran awal 1,5 juta dolar AS
Peran dari teknologi untuk bisa memantau perilaku berkendara dari para driver sangat diutuhkan, utamanya di bidang logistik, transportasi darat merupakan jangkar perpindahan barang di Indonesia karena mencakup 80-90 persen dari total volume pengiriman setiap tahunnya.
Dalam kesempatan yang sama, Founder, Jakarta Defensive Driving Consulting, Jusri Pulubuhu mengatakan bahwa salah satu investasi yang wajib dilakukan oleh perusahaan di bidang logistik dan transportasi adalah menggunakan teknologi sebagai solusi pemantauan keselamatan dan keterampilan pengemudi di jalan.
"Investasi dalam bidang teknologi ini menjadi bagian preventif dan antisipatif selain training teknik mengemudi yang diberikan oleh perusahaan secara teratur," kata Jusri Pulubuhu.
Selain itu, seorang pecinta otomotif yang juga sebagai pengusaha Armada bus pariwisata Pesona Transport Service asal Semarang, Muhammad Abdul Wahid, telah memanfaatkan teknologi untuk memonitor keterampilan pengemudinya.
Menurut dia, keberadaannya tentu tidak bisa selamanya selalu di samping para driver untuk memantau cara berkendara mereka. Karenanya, saya menggunakan fitur yang dikembangkan McEasy untuk memonitor behaviour supir ketika di jalan.
"Fitur ini memberikan laporan real-time tentang supir mana yang membutuhkan atensi khusus – seperti driver mana yang tendensinya melebihi kecepatan maksimal, driver mana yang suka rem mendadak atau driver mana yang paling boros BBM," ucap Muhammad yang biasa disapa Mas Wahid.
Dalam hal ini, McEasy adalah startup di bidang transportasi dan logistik yang memiliki Vehicle Smart Management System untuk memantau keterampilan pengemudi.
Data yang dikumpulkan nantinya akan disajikan dalam bentuk driver scorecard agar setiap pengemudi terpacu untuk mengemudi dengan aman, baik dan sesuai peraturan. Fitur ini juga adalah solusi untuk meningkatkan keselamatan berkendara.
Hendrik kembali menjelaskan bahwa, cara kerja untuk teknologi yang telah dikembangkan oleh McEasy nantinya akan mampu menganalisa fatigue level dari pengemudi berdasarkan mimik wajah dan lamanya mereka telah berkendara.
"Fitur Track Vision ini kami kembangkan agar dapat mendorong para pengemudi untuk mencapai pola mengemudi yang optimal serta sebagai alat acuan dalam mengevaluasi kinerja para sopir," lanjut Hendrik.
Mas Wahid mengatakan bahwa dengan diterapkannya digitalisasi armada kendaraan niaga, tentu akan membawa dampak yang positif. Walaupun, armada bus pariwisatanya terhitung masih sedikit, digitalisasi adalah kunci untuk berkembang.
"Hampir seluruh proses manajemen telah terotomasi – mulai dari sistem reminder untuk perpanjang pajak kendaraan, KIR kendaraan, SIM pengemudi hingga pemantauan cara para supir berkendara untuk menjaga keselamatan di perjalanan," tutup Mas Wahid.
Baca juga: Startup pelacakan armada logistik McEasy dapat suntikan Rp22 miliar
Baca juga: Lalamove hadirkan pengiriman instan jarak jauh
Baca juga: Pengiriman pesanan akhir tahun diprediksi meningkat 15 persen
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022