Jakarta (ANTARA News) - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia meminta pemerintah menjamin ketersediaan bahan bakar minyak Euro3 sebelum meminta produsen mengganti spesifikasi mesin mobil.

Permintaan itu disampaikan Sekretaris Umum Gaikindo Juwono Andrianto terkait dengan rencana pemerintah memasarkan bahan bakar dengan standar emisi gas buang Euro3 pada awal 2012.

"Mobil sih bisa (disesuaikan), masalahnya mobil tidak bisa pakai bensin dengan standar lebih rendah jika sudah masuk standar yang tinggi. Kecenderungannya mesin mobil akan rusak," katanya kepada ANTARA disela Indonesia International Motor Show (IIMS) 2011di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Kamis.

Masalah penggunaan bahan bakar minyak berstandar emisi lebih di Indonesia, menurut Juwono, seperti memperdebatkan ayam dan telur.

"Jadi intinya bahan bakarnya dulu yang benar-benar harus tersedia. Oke lah kalau buat di DKI (Euro3 tersedia). Tapi mobil kan tidak hanya dioperasikan di DKI, kalau mobil dipakai ke Jawa Tengah bagaimana, itu masalahnya," ujar dia.

Gaikindo, lanjutnya, memang sedang mengarahkan mobil dengan penggunaan bahan bakar Euro4, tapi sayangnya bahan bakarnya tidak tersedia. Dan sebenarnya spesifikasi mesin mobil di dunia sudah untuk penggunaan bahan bakar Euro4 atau Euro5.

"Jadi sebenarnya kalau mengikuti perkembangan mobil di luar negeri kita tidak perlu bongkar-bongkar mesin lagi," kata Juwono.

Dari segi harga tentu spesifikasi mesin mobil yang telah menggunakan bahan bakar Euro4 atau Euro5 akan lebih tinggi. Namun hal tersebut tidak akan menjadi masalah karena masyarakat pun pasti akan mengerti demi udara yang bersih dan kesehatan, selain juga unsur penghematan.

"Kami memang berpikir untuk loncat waktu pertama rapat dengan pemangku kepentingan di sektor otomotif lainnya. Karena kalau Euro3 dulu baru masuk Euro4 kita akan repot dengan investasi kilang, dan untuk (produsen) mobil pun maunya loncat langsung Euro4 seperti dulu tidak ke Euro1 tapi langsung Euro2," jelas Juwono.

Hal penting lainnya jika pemerintah berniat menggantikan bahan bakar Euro2 menjadi Euro3 atau Euro4, menurut dia, harus merangsang pemakaian oleh masyarakat terlebih dulu. "Di negara lain itu seperti itu, jadi masyarakatnya harus pakai karena itu mereka bisa berubah. Tapi walau bagaimana pun pembeli pasti akan memilih yang murah," katanya.

Sebelumnya Dirjen Migas Kementerian Energi Sumber Daya Mineral Evita H Legowo mengatakan bahwa kilang minyak untuk keperluan bahan bakar Euro3 sudah siap, hanya kilang di Cilacap yang belum siap, itu pun untuk solar. Paling tidak ada lima atau enam kilang yang siap untuk pemasaran bahan bakar Euro3 pada awal 2012.

"Sudah siap, pokoknya kalau untuk Euro3 sudah siap. Kalau untuk Euro4 nanti dulu saya mesti tanya Pertamina dulu. Tapi itu kami perhitungkan 2015 pakai Euro4, itu pun untuk DKI dulu," ujar Evita.

(V002/N002)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011