Jakarta (ANTARA News) - Penyelidikan yang dilakukan badan pemerintah Amerika Serikat menyimpulkan sistem elektronik Toyota Motor Corp tak menyebabkan percepatan di luar kehendak pengemudi.

Seperti dilaporkan Reuters, hasil penyelidikan itu merupakan  kemenangan besar bagi produsen mobil terbesar di dunia itu.

Toyota sedang berusaha untuk pulih dari kasus kecelakaan-kecelakaan akibat kendaraan buatan mereka konon bertambah kencang dengan sendirinya.

Temuan itu meneguhkan posisi Toyota yang telah menemukan dan membereskan masalah keamanan pada kendaraan seperti Camry. Langkah perbaikan Toyota berfokus pada masalah-masalah mekanik pedal gas dan risiko karpet yang bisa menahan pedal.

"Tidak ada penyebab berbasis elektronik dari akselerasi di luar kehendak pada kendaraan Toyota," kata Menteri Transportasi Amerika Serikat Ray LaHood dalam pernyataan hari Selasa.

Saham Toyota yang diperdagangkan di AS berakhir pada posisi 4 persen lebih tinggi setelah temuan pemerintah itu.

Penyelidikan yang dilakukan Badan Keselamatan Lalu Lintas Jalan (NHTSA) dan para insinyur Badan Antariksa  NASA tersebut dilakukan untuk merespon pertanyaan dari sebagian pengkampanye keselamatan dan anggota parlemen tentang kemungkinan  software-driven throttle  dan cacat di sistem kontrol elektronik punya peran dalam kasus percepatan tanpa bisa dikendalikan.

Peneliti menyimpulkan bahwa sebagian besar kasus percepatan yang tak dikehendaki itu merupakan kesalahan dari pengemudi.

"Kemungkinan terbesr adalah kesalahan penggunaan pedal. Pengemudi menginjak gas, bukan rem, atau di samping rem, mereka menginjak gas" kata Ronald Medford, deputi administrator NHTSA.

Steve St Angelo, eksekutif Toyota yang bertugas menjaga kualitas setelah kasus recall pada tahun lalu, mengatakan Toyota berharap hasil studi tersebut "mengubur spekulasi yang tidak mendukung" tentang keamanan sistem elektronik Toyota.

"Kami yakin analisis ilmiah oleh beberapa insinyur terkemuka ini akan  memperkuat kepercayaan pada keamanan kendaraan Toyota dan Lexus," kata Angelo dalam pernyataan.

Menteri LaHood, yang tahun lalu memicu panik karena mendesak pemilik Toyota berhenti menggunakan kendaraannya, kini mengatakan "Kami pikir Toyota adalah kendaraan aman untuk dikemudikan."

Rebut Kembali Konsumen
Kini, Toyota telah keluar dari rintangan, namun para pengamat memperingatkan bahwa perusahaan itu masih harus berjuang untuk merebut  kembali konsumen Amerika yang telah membelot dari Lexus merek mewah Lexus.

Toyota menarik hampir 16 juta kendaraan secara global sejak September 2009 sebagai langkah pertama dari serangkaian tahap memperbaiki masalah pedal gas yang "lengket" dan karpet yang bisa membahayakan.

Presiden Toyota, Akio Toyoda datang ke Washington tahun lalu untuk memberitahu anggota parlemen AS ia "sangat minta maaf."

Toyota membayar hampir  50 juta dolar untuk denda-denda di Amerika Serikat saat kasus recall, termasuk kasus alas lantai dan "pedal lengket".

Pemerintah AS telah mendalami 89 kasus kematian yang mungkin ada kaitannya dengan percepatan mendadak di kendaraan Toyota dan Lexus.

Segelintir kasus maut sudah dipastikan terkait masalah tersebut, di antaranya empat  kecelakaan sedan Lexus di California pada bulan Agustus 2009 yang biang keladinya adalah karpet lantai.

NASA memeriksa sembilan kendaraan Toyota, bahkan membombardir mereka dengan radiasi elektromagnetik untuk melihat apakah sistem mereka akan gagal.Hasil penelitian NASA menyimpulkan throttle elektronik Toyota tak mengalami masalah.
(A038/A038/BRT)


Penerjemah: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011