Jakarta (ANTARA News)- Ini mungkin menjadi salah satu terobosan terpenting dalam isu keamanan mengemudi.

Para peneliti di Amerika Serikat  telah menemukan sebuah prototipe sensor pendeteksi alkohol yang bisa mengukur apakah pengemudi telah mengkonsumsi minuman beralkohol.

Jika sensor itu menemukan bahwa seorang pengemudi telah melewati batas konsumsi alkohol maka mesin mobil dipastikan tidak akan menyala.

Perangkat keselamatan itu terdiri dari dua sensor, yang pertama mengukur kadar alkohol dengan menganalisis nafas pengemudi dan yang kedua mengukur kadar alkohol dalam darah hanya dengan kontak kulit. Sensor yang kedua diletakkan pada stir dan kunci pintu mobil.

Berbeda dengan 'alcohol interlock system' yang selama ini jamak digunakan di AS, perangkat baru yang dikembangkan QinetiQ itu tidak mengganggu karena tidak mewajibkan pengemudi menghembuskan nafasnya pada alat pendeteksi alkohol sebelum mobil bisa beroperasi.

Sebaliknya, sensor baru itu menggunakan perangkat canggih yang dipasang di sekitar kursi kemudi sehingga bisa dengan mudah mendeteksi jika si pengemudi telah mengkonsumsi alkohol.

Riset QinetiQ untuk menciptakan perangkat sensor alkohol itu disebut 'Driver Alcohol Detection System for Safety' (Dadss).

Sayangnya, masih perlu 10 tahun lagi hingga peralatan itu terpasang di kendaraan.

David Strickland, kepala otoritas keselamatan lalu lintas nasional AS (NHTSA), yang datang ke markas QinetiQ di Waltham, Massachusetts, AS, untuk menyaksikan demontrasi perangkat itu mengatakan perangkat itu adalah salah satu jalan pengembangan keselamatan berkendara di AS.

Meski demikan ia menambahkan bahwa alat itu hanya akan digunakan jika 'bisa bekerja dengan mulus, tidak mengganggu, dan akurat'.
(Ber/A038/BRT)
Penerjemah:
Copyright © ANTARA 2011