Jakarta (ANTARA) - Perusahaan rintisan asal Jepang SkyDrive bertujuan menawarkan layanan taksi terbang dalam pameran dunia yang akan berlangsung di Osaka pada 2025, demikian dikutip Kyodo, Jumat.

Pengembang mobil terbang yang didirikan tiga tahun lalu itu telah mendemonstrasikan uji terbang kendaraan berawak pertama di negara itu pada Agustus tahun lalu, dan berharap dapat memperkenalkan mobilitas tersebut sebagai opsi yang memiliki keunggulan dibandingkan moda transportasi yang ada.

Perusahaan yang berbasis di Tokyo dengan sekitar 100 karyawan, termasuk insinyur dari Toyota Motor Corp. dan Mitsubishi Heavy Industries Ltd., menandatangani perjanjian kemitraan dengan Prefektur Osaka dan Kota Osaka bulan ini untuk bekerja menuju pemanfaatan praktis mobil terbangnya di Jepang barat, menjelang pameran dunia.

Baca juga: Taksi terbang Archer resmi diluncurkan

Gubernur Osaka Hirofumi Yoshimura mengatakan pada bulan ini dia ingin mobil terbang mulai mengangkut penumpang di daerah Teluk Osaka pada tahun 2024, seperti dengan lalu lalang di sekitar lima kilometer antara Universal Studios Jepang dan pulau buatan Kota Yumeshima, tempat pameran

"Kepemimpinan yang kuat dari Prefektur Osaka dan kota Osaka sekarang mendorong proyek kami," kata Fukuzawa.

Fukuzawa yang pernah bekerja di operasi pengadaan Toyota berharap kemitraan akan mengarah pada penerimaan sosial dari kendaraan tersebut.

"Dari sini kita akan langsung menuju Osaka Expo 2025 untuk memulai mobil terbang," ujarnya.

Sekitar 150 negara dan 25 organisasi internasional diharapkan untuk berpartisipasi dalam pameran yang akan berlangsung antara 13 April dan 13 Oktober 2025. Lebih dari 50 negara telah mengonfirmasi partisipasi mereka pada 20 Agustus, menurut penyelenggara.

Perusahaan di seluruh dunia telah mengembangkan mobil terbang, yang secara resmi disebut kendaraan "electric vertical take off and landing" atau eVTOL, dengan sekitar 10 penerbangan uji coba berawak, kata Fukuzawa pada konferensi pers.

SD-03 SkyDrive yang digunakan untuk uji terbang ditenagai oleh motor listrik yang menggerakkan rotor yang ditempatkan di empat lokasi, dengan masing-masing lokasi menampung dua rotor, dan perusahaan tersebut bertujuan untuk mengembangkan kendaraan eVTOL terkecil di dunia.

Mobil terbang lebih tenang dan lebih mudah dioperasikan daripada helikopter, kata Fukuzawa.

Pemerintah Jepang juga mendorong pengembangan mobil terbang, bekerja sama dengan perusahaan swasta di sektor logistik dan otomotif, untuk tujuan seperti transportasi di daerah pedesaan dan bantuan bencana.

Pada 2018, panel publik-swasta yang dibentuk oleh pemerintah menyusun peta jalan yang bertujuan untuk memulai layanan kendaraan terbang komersial pada pertengahan 2020-an, dengan peningkatan keselamatan dan keandalan sebagai salah satu tantangan yang perlu ditangani.

Baca juga: SkyDrive uji coba mobil terbang berawak pertama di Jepang

Baca juga: Mobil terbang akan dijual lebih mahal dari Ferrari SF90 Stradale

Baca juga: Hyundai yakin mobil terbang adalah solusi masa depan
Pewarta:
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021