Jakarta (ANTARA News) - Pada Januari 2002, pejabat otomotif dan karting Indonesia, Filipina, mengadakan pertemuan di Jakarta membicarakan kemungkinan menyelenggarakan seri Kejuaraan Karing Asia, kejuaraan tingkat benua seperti yang sudah lama diadakan di Eropa.

ASN Singapura juga diundang. Johnny G. Tan dan Jun Espino dari AAP (Filipina) datang ke Jakarta dan bertemu dengan Djembar Kartasasmita, Dolly Indra Nasution dan Bambang dari IMI.

Pertemuan diadakan dua hari dan pencetus kejuaraan dari Filipina, Singapura dan Indonesia mengundang Malaysia agar ambil bagian dalam Kejuaraan Karting Asia itu, demikian tercantum dalam asiankarting.com.

Tahun pertama kejuaraan langsung diadakan pada 2002 di Manila, disusul Jakarta dan Kuala Lumpur. Malaysia.

Ketika itu kelas yang dilombakan adalah Formula A, Intercontinental A, Intercontinental A Junior, Rotax Max 125 Seniors dan Formula Cadet 85.

Kejuaraan itu berlangsung meriah karena diadakan untuk pertama kalinya dan diikuti para pebalap karting terbaik dari ketiga negara dan kawasan. Kelas Formula 1 ketika itu amat digemari, mungkin banyak pebalap ingin menjadi seperti Schumacher.

Seri kejuaraan AKOC membuat harapan mereka maju selangkah. Sebanyak 60 atlet karting dari Singapura, Malaysia, Thailand, Indonesia, Brunei, Filipina, mengikuti perlombaan.

Pada tahun kedua perlombaan, ada kategori baru yang dimasukkan dalam kejuaraan AKOC untuk menjawab kemajuan perlombaan di tingkat dunia. Rotax Max 125 Junior diperkenalkan untuk menggantikan kategori Intercontinental A.

Formula A menjadi kategori Formula 100 Open tanpa mengganti peraturannya. Tiga kategori Rotax Max 125 Seniors, Intercontinental A Junior dan Formula Cadet 85 dipertahankan.

Tahun ketiga, perlombaan menjadia lebih dinamis dan berkembang. Selain tuan rumah biasa, Malaysia, Indonesia, Filipina, bergabung pula India dari kawasan baratdaya Asia dan menyelenggarakan putaran ketiga Coimbatore, India.

Macau, tuan rumah Macau Grand Prix yang menyelenggarakan Piala F3, World Touring Car Championships (WTCC), Motorcycle Road Race, Motorsports Capital of Asia, tidak ingin tertinggal. Melalui pendekatan yang dilakukan Engineer Antunes, Alex Vong dan Chong Coc Veng, Macau bergabung dengan AKOC, menyelenggarakan putaran keempat seri Asia itu.

Masuknya Macau sebagai tuan rumah AKOC, membuat peserta berdatangan dari kawasan Asia Timur, terutama dari China, Korea, Jepang, Hongkong, Taiwan dan Macau.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah karting Asia, pesertanya datang dari 13 negara pada lomba di Macau.

AKOC menjadi benar-benar menjadi kejuaraan karting Asia di semua kawasan timur. Dari mimpi sederhana para pencetus kejuaraan itu, kini AKOC sudah menjadi pemersatu para pebalap dan ofisial karting di kawasan ini, menyatukannya menjadi semacam wadah persaudaraan Asia dan kawasannya.

Minggu ini, Sirkuit Kartodromo De Coloane Macau akan hingar bingar dengan mesin karting, karena ratusan pebalap dari berbagai negara akan berlaga dalam penentuan juara musim ini. Perlombaan di Macau merupakan putaran terakhir yang kelima, berlangsung pada 9-12 Desember 2010.

Di antara pebalap yang akan tampil adalah Sean Gelael , yang kini mengantungi nilai tertinggi di kelas 125 SR Open, kelas paling bergengsi dan dinantikan para penggemar olahraga itu. Sean berada di puncak klasemen dengan nilai 105, disusul Weiron Tan dari Malaysia (85), Senna Sulaiman (Indonesia= 48), Richard Bradley ( Singapura=40) dan Andi Ariandha (Indonesia = 35) serta Jean Philippie G (Indonesia = 35).

Di atas kertas, bila Sean memenangi satu dari dua race yang akan dilombakan, maka ia akan tampil sebagai juara Asia termuda, di usianya yang baru masuk 14 tahun, sehingga niatnya untuk tampil di seri Formula BMW atau Formula 3 di tahun mendatang kelihatannya semakin mendekati kenyataan.
(ANT/A038)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010