Kalimat tersebut menjadi penawaran yang diberikan ketika berkendara dengan mobil extended-range electric yang dalam hitungan jam akan mulai diproduksi secara masal oleh produsen otomotif General Motors (GM) di Detroit-Hamtramack.
Lalu, apakah benar sensasi green and fun akan didapat?
Semua terjawab usai sesi test drive Chevrolet Volt di Nine Dragon Hills Resort, Provinsi Zhejiang, China, pada 26 Oktober lalu yang sempat dilakukan ANTARA bersama empat wartawan Indonesia lainnya.
Perjalanan dua jam dari pusat kota Shanghai ke resort yang berada di delta Sungai Yangtse, China, tersebut tidak membawa kepenatan tetapi justru semakin menambah semangat karena dipicu rasa penasaran terhadap mobil yang dilego seharga 41.500 dolar AS di Amerika Serikat tersebut.
Tiga mobil extended-range electric ini sudah berjajar bersama dengan dua mobil berbahan bakar fuel cell, Chevrolet Equinox, di sekitar Yacht Club Nine Dragon Hills Resort saat bus yang membawa puluhan wartawan dari lima negara, Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Mongolia tiba.
"Jangan khawatir kami akan membagi semua ke dalam tiga kelompok dan semua akan merasakan mengendarai Volt, Equinox, maupun EN-V hari ini," kata Direktur Komunikasi General Motors International Operational (GMIO), Michael Albano, sebelum test drive dilakukan.
Kelompok yang mengenakan gelang karet bewarna hitam bertuliskan GM, yang kebetulan dikenakan rombongan wartawan dari Indonesia, mendapat kesempatan pertama untuk menguji Volt.
"Tiga orang untuk satu mobil, pengemudi akan berganti di titik yang sudah kami tentukan sehingga semua akan merasakan menyetir Volt. Kontur jalan yang akan dilalui bervariasi, ada sedikit menurun, menanjak dan berkelok, berhati-hati lah di satu titik karena tikungan sangat tajam," kata Mike, panggilan akrab Michael Albano.
Mike sendiri yang mengawal ANTARA dan satu rekan lainnya menjajal Volt di rute sepanjang sekitar tiga kilometer (km) yang disediakan dalam rangkaian "Driving Sustainable Mobility" yang diselenggarakan GM kali ini.
Tidak ada kunci, hanya cukup menekan "Power" untuk menyalakan dan mematikan mobil. Letaknya di konsol bagian tengah dasboard Volt berwarna putih yang memiliki bahan serupa dengan iPhone.
Dan jangan berharap mendengar suara atau merasakan apa pun layaknya mobil-mobil pada umumnya, karena itu tidak akan didapat setelah mesin Volt dinyalakan.
Terdapat tiga model berkendara pada Volt, yakni normal, sport, dan "mountain". Tidak lupa Mike menekan panel "leaf (bergambar daun) yang merupakan panel efisiensi penggunaan energi, setelah memilih ?normal? untuk model berkendara.
Pada layar LCD berukuran tujuh inchi di bagian panel instrumen terdapat angka 64 mi yang menunjukkan baterei lithium-ion terisi penuh dan siap untuk dikendarai sejauh maksimal 80 kilometer (km) atau disesuaikan dengan teknik mengemudi, suhu udara, penggunaan penyejuk udara, hingga kondisi jalan itu sendiri.
Setelah menginjak pedal rem, memindahkan tuas transmisi ke posisi D yang berada di konsol tengah, lalu memindahkan kaki ke pedal gas, Volt segera melaju. Akselerasi terasa responsif, hanya dalam hitungan kelima akselerasi 0-80 km per jam dapat diraih pada jalanan menanjak, di sini lah fun itu di dapat.
GM sendiri mengklaim akselerasi 0-100 km per jam dapat diraih dalam waktu di bawah sembilan detik. Dan akselerasi ini tetap didapat ketika sistem extended-range electric pada Volt, di mana mesin bensin 1,4 liter memutar generator kecil guna memasok listrik ke baterei lithium-ion bekerja.
"Andai anda dapat melihat sendiri ekspresi wajah anda saat ini, menarik," ujar Mike berkomentar saat ANTARA menjajal akselerasi Volt di jalan sedikit menanjak tersebut.
Ringan, itulah kesan yang didapat dari akselerasi yang mantab dari Volt. Dan nyaman, untuk suspensi, interior kabin, serta pandangan luas dari balik kemudi.
Energi Volt
Wakil Presiden Rekayasa Kendaraan General Motors International Operations (GMIO), Steve Clarke menegaskan bahwa Chevrolet Volt merupakan jenis kendaraan pada segmen baru sebagai extended-range electric vehicle.
Ia menolak sebutan mobil listrik atau mobil hibrid pada mobil yang memiliki baterei berbentuk "T" seberat 198,1 kilogram (kg) terletak di bawah jok kursi penumpang belakang ini. Hanya perlu empat jam jika baterei diisi dengan listrik 220 volt, sedangkan dengan listrik 120 volt seperti di Amerika Serikat memakan waktu sekitar 10 jam.
Ia menjelaskan bahwa mobil yang pengisian bahan bakarnya sama persis dengan cara mengisi baterei telpon genggam ini hanya mengandalkan motor listrik untuk bergerak. Bahan bakar berupa listrik di dapat dari baterei lithium-ion berukuran besar, atau dari generator yang menghasilkan listrik dari mesin bensin.
Saat pengujian Volt dilakukan pada jalan menurun dan pedal rem diinjak maka LCD berukuran tujuh inci pada konsol di bagian tengah akan memperlihatkan gambar perpindahan energi pengereman ke baterei lithium-ion yang akan digunakan sebagai energi listrik untuk menggerakkan roda saat pedal rem dilepas.
Dengan jarak tempuh rata-rata masyarakat perkotaan 60 km per hari, menurut Steve, kemampuan Volt sudah sangat memenuhi kebutuhan perkotaan karena mampu menyimpan energi listrik untuk jarak hingga 80 km. "Belum ada dari mereka (yang dipinjami Volt) sudah mengisi bensin. Mereka hanya mengisi baterei usai pulang bekerja".
"Ketika mereka ingin bepergian lebih jauh di saat akhir pekan mesin bensin akan membantu generator menghasilkan listrik untuk baterei lithium-ion dan otomatis jarak tempuh bertambah 490 km, sehingga total jarak tempuh 570 km," katanya.
Dari sana dapat diketahui bahwa para insinyur GM telah memperhitungan dengan seksama konsumsi energi Volt sehingga mobil ?extended-range electric? ini dapat memenuhi kebutuhan berkendara masyarakat sehari-hari.
"Perhitungan di Amerika biaya operasi mobil ini lebih murah dari pada mobil bermesin bensin. Biaya untuk mobil berbahan bakar bensin tujuh sampai 13 sen per mil sedangkan dengan mobil listrik ini dua hingga empat sen per mil," kata Steve.
Direktur Penjualan dan Pemasaran Kendaraan General Motors International Operations (GMIO), Sharon Nishi mengatakan mobil yang dapat dipacu maksimal 160 km per jam ini siap dipasarkan di China awal 2011 dan di Eropa pada pertengahan 2011, setelah meluncur di Amerika Serikat akhir November 2010 ini.
Produksi 10.000 unit akan dilakukan pada awal November dan siap disalurkan pada akhir November. Produksi akan ditingkatkan hingga 40.000 unit Volt di 2012 seiring dengan tanda-tanda peningkatan permintaan.
Lalu kapan Volt akan hadir di Indonesia?
"Saya tidak tahu apakah Volt akan dipasarkan di Indonesia. Tapi ide yang sangat baik menghadirkan mobil listrik ini ke Indonesia untuk memberikan pengenalan teknologi pada masyarakat di sana," ujar Sharon.
Jadi, setelah Chevrolet "Bumblebee" Camaro, disusul Chevrolet Two Mode Hybrid Tahoe, dan robot Transformers Autobot Skids di Indonesia International Motors Show (IIMS) 2010, wajar jika berharap Chevrolet Volt dapat hadir di tanah air.
(V002/H-KWR)
Pewarta: Virna Puspa Setyorini
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010