Surabaya (ANTARA News) - Pajak progresif diyakini tidak mempengaruhi permintaan mobil pasar otomotif nasional tahun 2011 karena kondisi perekonomian Indonesia kian menunjukkan peningkatan.

"Kenaikan pertumbuhan ekonomi Tanah Air juga memicu tingginya angka kemampuan masyarakat otomotif menyerap sejumlah merek mobil," kata Manajer Operasional Auto 2000 Jawa Timur Plus (Bali, Nusa Tenggara Barat - Timur), Ardian Nur, di Surabaya, Rabu.

Menurut dia, pajak progresif yang berlaku di Jatim per awal 2011 tersebut tidak menyurutkan daya beli pasar sehingga dapat menambah volume penjualan para agen tunggal pemegang merek di Indonesia.

"Potensi meningkatnya penjualan kendaraan roda empat secara nasional khususnya di Jatim besar," ujarnya.

Apalagi, jelas dia, mayoritas konsumen melakukan transaksi pembelian sudah memiliki mobil sebelumnya baik kedua maupun ketiga.

"Untuk itu, pajak progresif yang diberlakukan tahun depan dianggap tidak masalah karena masyarakat mampu membayar pajak itu," katanya.

Mengenai penjualan mobil semua merek pada tahun 2011, ia menargetkan, ada kenaikan 13 persen dibandingkan pada tahun 2009 atau menjadi antara 760 ribu unit hingga 830 ribu unit.

"Di sisi lain, angka penjualan kami di Jatim pada tahun 2011 diharapkan meningkat 12 persen," katanya.

Kalau penjualan selama Agustus 2010, ia mencatatkan, volume sebanyak 19.740 unit atau naik 73 persen dibandingkan perolehan periode sama 2009.

"Dari kinerja itu, kami yakin sampai akhir tahun 2010 penjualan di sini mencapai 27.526 unit atau meningkat signifikan daripada 2009 sebesar 18.237 unit," katanya.

Di samping itu, ia mengaku, tantangan pencapaian penjualan pada tahun 2011 adalah kebijakan fiskal. Kebijakan tersebut termasuk pajak progresif maupun pajak penjualan atas barang mewah.

"Akan tetapi, kami optimistis bisa menghadapinya karena proyeksi perkembangan perekonomian pada tahun depan yang menunjukkan grafik positif," katanya.
(ANT071/A038)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010