Dengan industri otomotif di negara tersebut menjaga jumlah pekerja yang bekerja sebanyak 10 persen atau kurang, kedua perusahaan tampaknya memutuskan bahwa pengurangan tenaga kerja tidak akan cukup untuk menjaga pabrik mereka tetap berjalan.
Baca juga: Honda dikabarkan akan luncurkan Honda Transalp
Kasus virus meningkat di Asia Tenggara karena vaksinasi COVID-19 masih tertinggal. Produsen mobil Jepang dan pembuat suku cadang otomotif juga memiliki pabrik di negara lain di kawasan ini, seperti Thailand dan Indonesia, di mana kasusnya juga meningkat.
Jika tingkat infeksi memburuk di negara-negara tersebut, perusahaan berpotensi menghadapi penundaan produksi lebih lanjut.
Di Malaysia, Toyota memiliki dua pabrik di negara bagian Selangor, sedangkan Honda memiliki pabrik sepeda motor di negara bagian Penang dan sebuah pabrik mobil di negara bagian Malaka.
Para pejabat mengatakan meski penjualan mobil baru ditangguhkan, layanan purna jual bagi pemilik mobil akan tetap berjalan.
Toyota memproduksi sekitar 50.000 kendaraan penumpang dan komersial di Malaysia tahun lalu. Sementara Honda mengatakan pabrik sepeda motornya di sana memiliki kapasitas untuk membuat 300.000 unit per tahun, sedangkan pabrik mobilnya mampu memproduksi 100.000 unit, demikian dilansir dari Kyodo.
Baca juga: Siap-siap, crossover baru Toyota akan diungkap besok
Baca juga: Toyota Prius 2022 dapat setuhan nuansa serba hitam "Nightsade"
Baca juga: Honda segarkan Civic Type R, simak ubahan dan harganya
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2021
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2021