Menurut pemilik bengkel Engine Block Autoworks (EBA) dan kepala mekanik tim Pertamax Turbo GRT Racing, Hadi Taruna, mobil yang menggunakan fitur canggih membutuhkan waktu perbaikan lebih lama dengan ongkos reparasi yang lebih mahal, bahkan bisa puluhan juta rupiah.
"Kalau banjir kayak kemarin itu, mobil canggih kayak mobil Eropa, BMW, Mercedes, Peugeot atau mobil Jepang kayak Lexus, pokoknya mobil mewah itu sudah pasti banyak yang bermasalah dan membutuhkan waktu pengerjaan lama, karena sudah terendam dan bercampur lumpur pastinya," kata Hadi Taruna kepada ANTARA, Rabu (8/1).
Pria yang akrab disapa Hatar itu mengatakan, cara penanganan mobil era 1990-an dan keluaran sekarang berbeda, terutama saat menangani komponen Electronic Control Unit (ECU).
"Kalau banjir sih, untuk pengerjaan mekanis sudah bisa ditebak. Cuma kalau elektronik itu lama tuh kalau harus diganti itu, sudah pasti banyak tuh mulai dari ECU, box sikring, harnes. Aduh banyak deh kalau mobil sekarang," papar dia.
Baca juga: Bengkel sibuk tangani mobil kebanjiran
Baca juga: Pengecekan gratis, diskon suku cadang untuk mobil Hino terkena banjir
"Kalau mobil zaman dulu lebih simpel," tambah dia
Sebagai informasi, fungsi ECU adalah mengkontrol injeksi bahan bakar, mengontrol waktu pengapian dan mengontrol waktu katup.
Harga ECU untuk satu unit mobil Eropa mencapai puluhan juta rupiah, dengan waktu reparasi yang tidak sebentar.
"Tergantung dari mobil juga yah, kalau yang sudah full elektronik itu bisa sampai ratusan juta, kita ambil contoh harga ECU dari salah satu mobil mewah (Eropa) bisa sampai Rp60-70 juta itu baru satu item, belum yang lain," kata dia
"Yang lama itu reparasi elektronik agar bisa berfungsi lagi. Misal contoh lain dari AC, panel AC mobil sekarang kan menggunakan modul semua, enggak ada yang mekanis kan kalau mobil-mobil sekarang," terang dia.
Baca juga: "Coating" bisa minimalkan kerusakan interior mobil terendam banjir
Baca juga: Bagian mobil yang perlu diperhatikan saat musim hujan
Baca juga: Jangan langsung tancap gas usai lewati banjir, ini alasannya
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020