Jakarta (ANTARA) - Nissan Motor, yang sedang mengalami gejolak manajemen menyusul kasus hukum mantan ketuanya Carlos Ghosn, mengumumkan akan memangkas kapasitas produksinya sebesar 10 persen pada akhir tahun fiskal 2020, sebagai bagian dari upayanya meningkatkan utilisasi secara keseluruhan.

Untuk optimalisasi produksi, Nissan yang belum lama lalu dikabarkan akan mengurangi 10.000 karyawan, dalam jumpa pers mengenai kinerja kuartal pertama tahun fiskal ini, mengkonfirmasi akan memangkas 12.000 orang karyawan di seluruh dunia.

Selain itu, perusahaan juga akan mengurangi ukuran jajaran produknya setidaknya 10 persen pada akhir tahun fiskal 2022 untuk meningkatkan daya saing produk dengan memfokuskan investasi pada model inti global dan model regional strategis, kata CEO Nissan Motor Hiroto Saikawa, dalam jumpa pers di Yokohama Kamis (25/7) waktu setempat.

Ke depan, Nissan akan memanfaatkan visi Nissan Intelligent Mobility sebagai kekuatan inti dalam terus berinvestasi dalam teknologi yang akan memperkuat daya saing produk. Itu termasuk peluncuran dan evolusi berkelanjutan dari sistem bantuan pengemudi ProPILOT, serta peluncuran kendaraan dengan powertrain listrik, termasuk model e-POWER dan model baterai-listrik, di pasar baru.

Baca juga: Spesifikasi dan fitur baru New Nissan X-Trail

Nissan akan terus berekspansi ke area bisnis baru, seperti yang ditunjukkan oleh perjanjian eksklusif yang baru-baru ini diumumkan dengan Waymo untuk mengeksplorasi layanan mobilitas tanpa pengemudi di Jepang dan Prancis, dan uji lapangan publik layanan mobilitas baru dengan DeNA.

Dalam video yang dipublikasikan online di newsroom Nissan, dikutip Jumat, Saikawa juga melaporkan bahwa pada kuartal pertama tahun fiskal ini, Nissan mengumpulkan pendapatan operasi 1,6 miliar yen, dengan pendapatan bersih 2,37 triliun yen.

Dengan performa pendapatan seperti itu, Nissan pada kuartal pertama membukukan laba bersih 6,4 miliar yen, jatuh 94,5 persen dibanding kuartal pertama tahun fiskal sebelumnya.

Dalam volume penjualan, Nissan juga berforma menurun, dengan hanya 1,23 juta unit pada kuartal pertama tahun fiskal 2019, turun 6 persen atau sedikit lebih baik dari penurunan di industri otomotif secara global yakni 6,8 persen menjadi 22,5 juta unit kendaraan.

Baca juga: Nissan Skyline gunakan ProPILOT versi 2.0

Di pasar domestik Jepang, penjualan Nissan terkoreksi 2,6 persen menjadi 126.000 unit, meskipun permintaan all-new Nissan Dayz cukup kuat pada Maret.

Bersaing di pasar terbesar dunia, China, penjualan Nissan naik 2,3 persen menjadi 344.000 unit, mewakili sekitar 5,7 persen pangsa pasar. Ini didorong oleh kuatnya permintaan beberapa model, termasuk sedan Sylphy, crossover Qashqai dan X-Trail, serta model brand Venucia seperti crossover T60.

Di Amerika Serikat, total penjualan Nissan 351.000 unit, setara dengan 7,9 persen pangsa pasar, sedangkan di Eropa, termasuk Rusia, penjualannya jatuh 16,3 persen menjadi 135.000 unit, dengan penguasaan pasar 2,5 persen.

Sementara di pasar lainnya, termasuk Asia dan Oseania, Amerika Latin, Timur Tengah dan Afrika, penjualan Nissan turun 13,1 persen menjadi hanya 174.000 unit.

Baca juga: Spesifikasi teknis mobil listrik Formula E

Baca juga: Nissan bocorkan sedikit penampakkan Juke 2020
Pewarta:
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019