Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan pembiayaan otomotif PT Indomobil Finance Indonesia menerbitkan surat utang atau obligasi senilai Rp500 miliar, sebagai upaya menghimpun dana untuk meningkatkan modal kerja.

"Obligasi perseroan itu bagian dari target dana penerbitan penawaran umum berkelanjutan II senilai total Rp3 triliun. Aksi korporasi ini, secara rutin dilakukan seiring dengan strategi perseroan untuk melakukan diversifikasi pendanaan guna mendapatkan sumber dana yang optimal dengan tingkat suku bunga yang efisiensi," ujar Wakil Presiden Direktur Indomobil Finance Gunawan di Jakarta, Senin.

Ia mengemukakan bahwa obligasi berkelanjutan II tahap I tahun 2015 senilai Rp500 miliar itu terdiri dari tiga seri yakni seri A dengan tingkat kupon yang ditawarkan sebesar 9-9,6 persen bertenor 370 hari, Seri B dengan kupon 10-10,6 persen (tiga tahun), dan Seri C dengan kupon 10,15-10,80 persen (empat tahun).

Dalam aksi korporasi ini, perseroan menunjuk PT CIMB Securities, PT DBS Vickers Securities Indonesia, PT Indopremier Securities, PT Nikko Securities Indonesia, dan PT RHB Securities Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi, dengan wali amanat PT Bank Mega Tbk.

"Perseroan juga telah memperoleh hasil pemeringkatan efek utang jangka panjang dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) dengan peringkat idA (single A). Peringkat itu diberikan kepada perseroan karena sinergi usaha yang kuat dengan Indomobil Group, permodalan yang kuat serta asset-liability management yang kuat," paparnya.

Group Head of Fixed Income Research CIMB Nik Ahmad Mukahrriz Nik Muhammad dalam kajiannya mengemukakan bahwa meski pertumbuhan industri melambat namun masih menjanjikan untuk penjualan otomotif.

"Penduduk Indonesia yang besar merupakan faktor penting bagi pertumbuhan sektor pembiayaan, didukung oleh peningkatan produk domestik bruto (PDB) per kapita serta konsumsi yang kuat, terutama untuk produk otomotif," paparnya.

Ia menambahkan bahwa permintaan untuk produk otomotif juga akan cukup kuat didorong oleh relatif rendahnya penetrasi produk otomotif dan belum memadainya transportasi publik. Di sisi lain, Bank Indonesia yang baru-baru ini memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 7,5 persen, akan membuat sektor pembiayaan lebih menarik.
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015