Jakarta (ANTARA News) - Shell Lubricants memperkenalka Shell PurePlus Technology melakukan gebrakan dengan gas alam menjadi bahan dasar pelumas full sintetis premium.

Siaran pers Shell menyebutkan mereka telah berhasil mengembangkan teknologi gas-to-liquid (GTL) yang mampu mengubah gas menjadi bahan dasar bagi produksi pelumasnya. 

Teknologi yang hak patennya dimiliki Shell Lubricants ini disebut Shell PurePlus Technology.

Melalui riset selama 40 tahun, Shell PurePlus Technology pertama kali diciptakan di Shell Technology Center di Amsterdam, Belanda. 

Dalam pabrik percontohan di Amsterdam, para ahli teknologi Shell berhasil menciptakan katalis dan molekul yang nantinya disuling menjadi produk bahan dasar PurePlus. 

Saat ini, bahan dasar ini diproduksi secara komersial di Pearl, pabrik GTL di Qatar.

Menurut Bambang Wahyudi, General Manager Technical Shell Lubricants and Bulk Fuels Indonesia, teknologi tersebut mampu mengubah gas alam menjadi bahan dasar sejernih kristal tanpa sedikitpun kotoran seperti yang biasanya ditemukan pada minyak bumi.

Bambang menjelaskan bahwa GTL adalah proses penyulingan yang merubah gas alam menjadi rangkaian hidrokarbon seperti base oil, bahan bakar kerosene maupun diesel, melalui serangkaian reaksi kimia yang dikontrol (proses Fischer Tropsch) yaitu merubah gas Methane (CH4) menjadi rangkaian atom karbon dan hidrogen. Dan Molekul baru inilah yang nantinya disuling menjadi produk-produk GTL termasuk base oil PurePlus

Bahan dasar merupakan komponen utama atau mencapai hampir 75-90% dari produk pelumas mesin. 

Shell mengklaim teknologinya mampu memproduksi bahan dasar yang dapat meningkatkan kinerja mesin karena memiliki indeks viskositas yang tinggi, penguapan yang rendah dan memiliki sifat alir yang sangat baik untuk suhu yang rendah dibandingkan pelumas dasar biasa yang digunakan selama ini. 

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014