Dealer motor gede area Sumatera, Mabua Harley Davidson Medan (MHDM), mengaku target penjualannya tahun ini sangat tipis untuk tercapai.
"Sampai lewat semester I, penjualan belum nampak. Sepertinya tahun ini target penjualan tidak akan tercapai," kata Pemegang Lisensi Mabua Harley-Davidson Medan, Musa Rajeckshah, disela "Sumatera Bike Week 2014" di Kota Pekanbaru, Sabtu.
MHDM mematok target penjualan 120 unit moge baru tahun ini, namun angka penjualan hingga semester satu tahun ini belum mencapai 50 persennya.
Kebijakan pemerintah menaikkan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) kendaraan bermotor dari 75 persen menjadi 125 persen pada April 2014, sangat mempengaruhi angka penjualan, kata Musa.
Dengan kenaikan PPnBM harga satu unit Harley-Davidson berbagai tipe rata-rata naik sekitar Rp100 jutaan.
Pada tahun lalu, Musa mengaku MHDM mampu menjual lebih dari 114 unit di area Sumatera.
"Melemahnya kurs rupiah tidak terlalu berpengaruh ke konsumen, tapi naiknya PPnBM itu sangat besar dampaknya karena pasar langsung lesu dan pembelian anjlok," katanya.
Meski begitu, ia optimistis pasar moge Sumatera yang meliputi Provinsi Riau dan Kepulauan Riau masih menjanjikan mengingat pertumbuhan ekonomi di daerah itu cukup tinggi.
MHDM sekarang juga mulai melirik ekspansi bisnis dengan membuka perwakilan di Kota Batam.
"Kelesuan pasar kami perkirakan terjadi selama enam sampai satu tahun. Jadi rencananya kami akan buka di Batam karena pasar disana cukup besar karena selama ini para pembeli mengambil motor Harley dari Singapura," ujarnya.
Marcomm Coordinator MHDM, Ananda Rasyid, menambahkan pihaknya menyiasati kelesuan pasar dengan menggenjot penjualan aneka merchandise. Pasar pernak-pernik asli Harley-Davidson sangat menjanjikan untuk menutupi kelesuan pasar motor gede baru.
"Pada penyelenggaraan Sumatera Bike Week di Pekanbaru ini saja, dalam dua hari tercatat penjualan merchandise mencapai sekitar Rp300 juta," kata Ananda.
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014